jpnn.com, JAKARTA - Polisi menangkap pengemudi mobil minibus arogan hingga melakukan tindakan pemukulan kepada sopir truk kontainer berinisial E (22) Jakarta Utara, di Bandara Soekarno-Hatta, Kota Tangerang, Banten, Senin (28/6).
Wakil Kepala Polres Metro Jakarta Utara AKBP Nasriadi mengatakan tersangka berinisial OK (41) ditangkap untuk pemeriksaan lebih lanjut.
BACA JUGA: Ariel Tatum Pernah Diajak Tidur Bareng Om-om, Ditawar dengan Harga Fantastis
"Omega Kotutung (OK), tersangka pemukulan terhadap sopir tronton di Jakarta Utara sekaligus perusakan kaca mobil telah ditangkap oleh jajaran Satreskrim Polres Metro Jakarta Utara," ujar Nasriadi seperti dikutip dari Instagram polres_metro_jakarta_utara, di Jakarta, Senin (28/6).
Dalam video tersebut, tersangka OK mengakui telah melakukan pemukulan hingga perusakan kendaraan menggunakan alat stik karena terpancing emosi ketika bertemu di Jalan Yos Sudarso pada Sabtu 26 Juni 2021.
BACA JUGA: Konon Ada Obat Penangkal Virus Covid-19, Toko Milik Putra dan Evi Diserbu Pembeli
"Saya melakukan pemukulan dan perusakan kendaraannya menggunakan alat stik, saya terpancing emosi," kata tersangka OK.
Emosi OK muncul karena merasa sopir truk kontainer tersebut akan mencelakakan diri dan keluarganya yang saat itu berada dalam minibus yang dikendarai oleh tersangka.
Mendengar penjelasan tersangka, Nasriadi kemudian memastikan apakah kendaraan tersangka ditabrak oleh sopir truk tersebut.
Tersangka OK menjawab kendaraannya tidak sampai ditabrak oleh korban.
"Tidak ditabrak," kata OK menjawab pertanyaan Nasriadi.
Peristiwa pemukulan itu viral oleh tuduhan warganet bahwa pemukulan sopir truk dilakukan oleh oknum TNI karena mengenakan baju loreng hijau.
Selain itu, mobil minibus warna hitam yang dikendarai tersangka bernomor polisi dengan buntut QH yang identik dengan pejabat kedinasan tertentu.
Namun, ternyata bahwa pelat nomor mobil tersebut ternyata sudah dipalsukan.
Adapun pelat nomor asli dari minibus milik OK ialah B 1086 VJA.
Sedangkan seseorang memakai baju loreng mirip TNI dalam video bukan pelaku, melainkan sekuriti di salah satu gedung di lokasi yang justru menenangkan pelaku agar menghentikan tindakannya.
Atas kejadian itu, TNI meminta semua warga untuk lebih hati-hati dalam berbicara di media sosial, terlebih, bicara hal yang belum tentu kebenarannya.
“Kepada masyarakat agar tidak ceroboh dalam menyebutkan institusi TNI dalam unggahan video pada kejadian apa pun,” ujar Kepala Bidang Penerangan Umum Puspen TNI Kolonel Laut (KH) Edys Riyanto, dalam keterangannya secara terpisah. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti