Pukuli Wasit Hingga Babak Belur, Pesepakbola Ini Divonis 10 Bulan Penjara

Minggu, 30 Agustus 2015 – 17:45 WIB
ilustrasi

jpnn.com - SINGAPURA - Seorang pesepak bola antara departemen di perusahaan ini harus membayar mahal atas sikapnya yang tidak bisa mengendalikan emosi. Bahkan sikapnya yang tidak sportif itu dianggap terlalu berlebihan, karena nekat memukuli wasit hingga babak belur.

Atas sikap itu, Muhammad Maziz Abdul Rahman, 29, pun harus menerima hukuman 10 bulan penjara. Ia dinyatakan bersalah oleh majelis hakim karena terbukti menganiaya sang wasit, Mohd Asadullah, 35. 

BACA JUGA: Juara All England Pertama Indonesia Dapat Gelar Empu Bulu Tangkis

Selain itu, majelis hakim juga mewajibkan terdakwa membayar ganti rugi sebesar 2.000 dolar Singapura sebagai konpensasi atas luka serius dan patang hidung yang diderita korban.

Fakta persidangan mengungkapkan Maziz menyerang wasit saat pertandingan masih berlangsung. Terdakwa memukuli wasit di bagian dada, menginjak paha, meninju wajahnya dua kali serta menendang bagian belakang kepala.

BACA JUGA: Bicara Peluang Persib di Fase Grup, Ini Kata Firman

Seperti dilansir AsiaOne, Minggu (30/8) Maziz, adalah pekerja di departemen kontainer logistik PSA. Sedangkan korban Mohd Asadullah, 35, adalah wasit untuk pertandingan PSA antar-departemen di PSA klub di Telok Blangah, pada 4 Desember tahun lalu.

Selama paruh pertama pertandingan, wasit menghukum Maziz, gelandang tengah itu, dengan kartu kuning karena menyebutnya "bodoh" dalam bahasa Melayu.

BACA JUGA: PSMS Yakin Bungkam Persekap

Di babak kedua, wasit menunjukkan Maziz kartu kuning kedua, diikuti dengan kartu merah, untuk perbedaan pendapat.

Maziz kemudian mendengar mengatakan bahwa rekan-rekan setimnya wasit bodoh. Ketika wasit memerintahkan dia untuk meninggalkan lapangan, ia berlari ke arahnya dan menginjak kakinya. Wasit mendorong Maziz pergi. Beberapa rekan tim Maziz kemudian mengelilingi wasit dan mendorongnya.

Maziz sempat mengancam wasit dan mengatakan akan menunggunya diluar lapangan karena ia tidak takut. Wasit tetap pada pendiriannya dan menyuruhnya untuk meninggalkan lapangan.

Maziz kemudian berlari menuju wasit dan menyerangnya, mendaratkan kakinya di paha korban, dan meninju wajahnya dua kali. Korban jatuh, dan hidungnya mulai berdarah. Kedua orang itu kemudian dipisahkan oleh pemain lain.

Meskipun demikian, Maziz lagi berlari menuju korban dan menendangnya sekali di kepala, saat korban sedang berbaring di lapangan.

Pengacara Maziz, T.M. Sinnadurai, mengatakan Maziz tidak hanya kehilangan pekerjaan tapi juga tunangannya sebagai akibat dari insiden tersebut. Dia mengatakan Maziz terkejut dan emosional ketika wasit menghadiahi kartu kuning.

Hakim Distrik Adam Nakhoda mengatakan respon Maziz untuk keputusan wasit benar-benar tidak proporsional. Ia tidak menghargai otoritas wasit dan tindakannya yang tidak beralasan.

Hakim menambahkan bahwa serangan itu menyebabkan korban trauma, dan sikap Maziz ini menunjukkan "kecenderungan hooligan". Hukuman maksimum untuk menyebabkan orang luka berat adalah 10 tahun penjara, denda atau hukuman cambuk. Tapi Maziz hanya dihukum 10 bulan penjara dan denda 2 ribu dolar Singapura. (asiaone/ray/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Harus Bersih dari Atribut PSSI


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler