Pulang dari Amerika Serikat Menkeu Sri Mulyani Khawatir soal 2 Hal Ini

Kamis, 12 Mei 2022 – 19:18 WIB
Pulang dari Amerika Serikat, Menkeu Sri Mulyani Indrawati khawatir pada dua hal yang saat terjadi baik di dalam negeri dan global. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai ada yang tak wajar dari angka penularan Covid-19 di Indonesia.

Pasalnya, wabah itu memiliki angka yang rendah, sedangkan di sejumlah negara penyebarannya masih tinggi.

BACA JUGA: Sempat Terpapar Covid-19 di AS, Sri Mulyani Ingatkan Pentingnya Vaksin Booster

Hal itu disampaikan Menkeu Sri Mulyani seusai menghadiri Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Pusat yang dipimpin Wakil Presiden Ma'ruf Amin, kemarin Rabu (11/5).

"Jadi kita jangan menganggap bahwa jumlah Covid-19 yang rendah ini sudah wajar, tidak juga karena banyak negara masih 'struggle' untuk menurunkan Covid-19," ungkap Sri Mulyani.

BACA JUGA: Membagikan Momen Salat Ied, Menkeu Sri Mulyani Didampingi Sosok Penting, Siapa Dia?

Menteri Keuangan Terbaik 2020 versi Global Markets itu mencontohkan Amerika Serikat dan China masih bergulat dengan Covid-19.

"Setiap minggu kami monitor, seperti yang dilakukan Bapak Presiden di sidang kabinet sehingga pandemi kami ini sekarang sudah menurun sangat tajam. Bandingkan di Amerika, yang saya baru saja ke sana dan tertular Covid-19 di sana, saya tidak underestimate capaian kita yang baik atau RRT yang sekarang masih bergulat untuk menekan jumlah Covid-nya," tambah Sri Mulyani.

BACA JUGA: THR PNS Cair Bertahap! Sri Mulyani Sudah Transfer Rp 6,7 Triliun

Berdasarkan data worldometers.info, kasus aktif Amerika Serikat saat ini masih mencapai 1.694.563 kasus sedangkan di Republik Rakyat Tiongkok (RRT) adalah 7.568 kasus.

Di Indonesia Sri Mulyani menyebut kondisi perekonomian Indonesia juga membaik karena penurunan angka Covid-19. Sebanyak 84 juta orang pun bisa melakukan mudik saat Lebaran 2022.

"Kondisi ekonomi rumah tangga secara bertahap akan membaik terutama kelompok menengah bawah karena kalau menengah atas, dilihat dari indikator Dana Pihak Ketiga, tabungan mereka di perbankan sebetulnya tumbuh 10 persen," ungkap Sri Mulyani.

Oleh karena itu, Sri Mulyani menekankan Indonesia yang harus dilakukan adalah menjaga agar angka Covid-19 tetap rendah.

Kemudian, kedua lanjut Sri Mulyani tantangan baru, yakni inflasi seluruh dunia naik karena ada permintaan terhadap komoditas yang melonjak karena negara-negara maju ekonominya pulih cepat.

"Ditambah dengan perang di Ukraina. Kedua, inflasi yang tinggi pasti akan menyebabkan respons kebijakan moneter yaitu kenaikan suku bunga. PR kami masih ada dan harus kita selesaikan sekaligus muncul tantangan baru," tegas Sri Mulyani(antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler