Pulang dari Tiongkok, Generasi Muda Golkar Ingin Punya Sekolah Parpol

Jumat, 04 November 2016 – 19:01 WIB
Dua Wakil Sekretaris Jenderal Golkar Jerry Sambuaga dan Tubagus Ace Hasan Syadzili di Jakarta, Jumat (4/11). Foto: M Ali/Jawa Pos

jpnn.com - JAKARTA – Partai Golkar memiliki kesan tersendiri setelah memenuhi undangan Partai Komunis Tiongkok (CPC) untuk berkunjung ke negeri pimpinan Xi Jinping itu pada Oktober lalu.

Setelah melihat roda organisasi CPC, Golkar berencana mengadopsi sekolah politik yang dikembangkan partai terbesar di Tiongkok itu.

BACA JUGA: Aksi Bela Islam Menggema, Ahok Blusukan di Jakarta Utara Saja

Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Tubagus Ace Hasan Syadzili yang ikut dalam delegasi partai pimpinan Setya Novanto itu ke CPC mengatakan, naiknya perekomian Tiongkok secara drastis juga disebabkan reformasi atas ideologi komunisme.

Kepemimpinan CPC sebagai partai terbesar mampu melaksanakan perubahan ekonomi secara mendasar. ”Dari segi ekonomi ada keterbukaan, meski tidak dengan sistem politiknya,” ujar Ace di Jakarta, Jumat (4/11) dalam diskusi pemaparan hasil kunjungan delegasi Golkar ke Tiongkok.
 
Ace menjelaskan, delegasi Golkar saat memenuhi undangan CPC sempat mengunjungi Kota Nanjing di Provinsi Jiansu. Sebagai kota provinsi, Nanjing memiliki kemajuan yang pesat.

BACA JUGA: Monas Dikepung Demonstran, Djarot Pilih ke Pasar Burung...Ahok?

Di kota kedua terpenting di Tiongkok itu, Partai Golkar mengunjungi kompleks atau fasilitas sekolah politik yang dibangun CPC. ”Bangunannya ada beberapa gedung besar, luar biasa,” puji Ace.

Dari sekolah politik itulah, lanjut Ace, CPC menciptakan kader-kadernya. Sistem pendidikan politik dirancang dengan sistematis. Setiap kader yang lulus dari sekolah politik diarahkan menduduki jabatan-jabatan di CPC.

BACA JUGA: Amarta: Kalau Ahok Masih Menang Juga, Pasti...

Hal itulah yang membuat Partai Golkar tertarik mendirikan sekolah politik. ”Kami bisa mengadopsi sekolahnya, kalau ideologi tentu kami tetap berdasar Pancasila,” kata Acenua.

Meski demikian dia juga mengakui kunjungan Golkar memenuhi undangan CPC memang menimbulkan beragam penafsiran. Sebab, pengundangnya adalah partai berhaluan komunis.

”Ada penafsiran macam-macam karena yang mengundang partai komunis. Namun, harus disampaikan bahwa saat Tiongkok tidak seperti yang dibayangkan tahun 80-an,” katany.

Sekretaris Jenderal PP AMPG Andi Nursyam Halid menambahkan, pihaknya melihat CPC mampu memanfaatkan potensi sumber daya manusia dengan baik. Keberadaan sekolah politik menjadi penting dan mendasari AMPG untuk bisa mewujudkan konsep serupa.

”Dalam waktu yang tidak terlalu lama, kami akan luncurkan sekolah politik,” ujar Andi.
 
Menurut Andi, selain sekolah politik, hasil yang menonjol dalam kunjungan AMPG ke Tiongkok adalah dari sisi ekonomi. Ternyata, hasil perikanan dan pertanian Indonesia juga sampai ke Tiongkok.

Namun, prosesnya tidak langsung sampai kesana, melainkan melalui berbagai pelabuhan negara lain. ”Apa yang kami makan di sana ternyata dari Indonesia,” kata dia.

Menurut Andi, jika kerja sama langsung bisa dilakukan, maka Indonesia bisa mendapat keuntungan lebih besa. ”Kita jangan berpikir bagaimana membawa produk Tiongkok ke sini, tapi membawa produk kita ke Tiongkok,” tegasnya.

Sedangkan Wakil Sekjen Bidang Hubungan Luar Negeri DPP Partai Golkar Jerry Sambuaga menambahkan, kerja sama partainya dengan CPC memang sudah terjalin lama. Setidaknya, sudah lima kali CPC dan Partai Golkar saling mengundang untuk melakukan pertemuan.

Hal ini merupakan bagian dari pengembangan Partai Golkar untuk berkomunikasi di duniat internasional. ”Setiap tahun yang paling sering diundang adalah Partai Golkar,” kata Jerry.(bay)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Amin: Terima Kasih PKS


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler