jpnn.com - JAKARTA - Salman Aristo kini tengah disibukkan dengan persiapan film Bung Hatta setelah kepulangannya dengan Sutradara Erwin Arnada dari Belanda untuk melakukan riset.
Dalam persiapan itu, Salman cs yang tergabung dalam Road To Hatta Movie juga menggelar seminar dan workshop bersama Universitas Paramadina Jakarta. Seminar itu bertajuk Mengembangkan Data dan Riset Menjadi Naskah Film.
BACA JUGA: Merasa Terancam, Bintang Utama The Interview Sewa Pengawal
Dalam seminar itu, Salman Aristo dan Produser dan Tim Riset Hatta, Fathya Feurazia menceritakan hasil riset kehidupan Bung Hatta di Belanda sekaligus mensosialisasikan persiapan pembuatan filmnya. Keduanya akan menceritakan bagaimana proses riset film Hatta yang rencananya diproduksi Februari 2015 ini berlangsung selama satu tahun lebih.
Menurut Salman riset sangat dibutuhkan untuk membuat film biopik seperti Hatta. Terutama data dan fakta sejarah.
BACA JUGA: Bruno Mars Merasa Lebih Seksi dengan Rol Emas
“Banyak buku yang dijadikan sumber dalam film Hatta. Seperti yang sudah sering saya katakan, lebih dari 70 buku. Tapi yang menjadi rujukan utama adalah buku memoar Hatta. Jika ada data dan fakta yang meragukan, saya akan kembali ke buku tersebut,” kata Salman dalam keterangan pers yang diterima JPNN, Jumat, (19/12).
Sementara itu, menurut Fathya, Film Hatta diupayakan untuk mendekati fakta dan data sejarah. Oleh karena itu pihaknya melakukan riset maksimal hingga ke Belanda.
“Meski sekarang riset bisa dilakukan melalui internet, tapi untuk merasakan suasana, dan mencari beberapa jejak yang hilang, kami juga melakukan riset di Belanda,” ungkap Fathya.
BACA JUGA: Shireen Bersyukur Dinasihati Suami dengan Lembut
Karena rentang hidup Hatta yang panjang, film ini rencananya menceritakan kehidupan sang proklamator dalam rentang waktu 1927 hingga 1949.
“Ini membantu untuk lebih fokus. Di era ini jugalah Hatta berperan sangat besar dalam kemerdekaan hingga kedaulatan Indonesia,” lanjutnya.
Rencananya, Road to Hatta The Movie bakal menggelar seminar dan workshop tentang film Hatta ini di berbagai perguruan tinggi lainnya. Ini sekaligus untuk mensosialisasikan film tersebut.
Sebelumnnya diberitakan, Sutradara Erwin Arnada dan Penulis Skenario Salman Aristo, melakukan riset di Belanda untuk pembuatan film Muhammad Hatta. Selama sepuluh hari berada di negeri Oranye tersebut, banyak hal yang diperoleh mereka. Salah satunya adalah memperoleh ijin masuk ke Ridderzaal Tweede Kamer Binnenhoff , Den Haag, tempat diselenggarakannya Konferensi Meja Bundar (KMB) sepanjang bulan Agustus dan November 1949.
Di gedung ini, Bung Hatta memimpin delegasi Indonesia memperjuangkan kedaulatan, yang akhirnya diberikan oleh pemerintah Belanda kepada Indonesia, langsung dari Ratu Juliana 27 Desember 1949. (flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Beranjak Remaja, Ini Perubahan yang Dialami CJR
Redaktur : Tim Redaksi