Puluhan Brimob Serang Asrama Atlet, Ini Kata Mabes Polri

Minggu, 22 Maret 2015 – 13:41 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Markas Besar Kepolisian memastikan akan menyelidiki penyerangan yang diduga dilakukan sekelompok oknum Anggota Brigade Mobil Polda Kalimantan Timur, Sabtu (21/3) dini hari. Ya, puluhan Brimob itu menyerang Asrama Atlet II, Komplek Stadion Sempaja, Samarinda, Kaltim sekitar pukul 01.30. Aksi mereka pun melukai sejumlah atlet. 

Kabag Penum Polri Kombes Rikwanto menegaskan, peristiwa itu kini tengah diselidiki Polri. "Kasus itu sedang diselidiki," tegas Rikwanto menjawab JPNN, Minggu (22/3). 

BACA JUGA: Sadis, Begal Tembak Perut Juragan Beras Hingga Tewas

Mantan Kapolres Klaten, Jawa Tengah, ini menegaskan, siapapun yang terbukti bersalah pasti akan ditindak. Termasuk oknum anggota Brimob yang disebut-sebut melakukan penyerangan secara brutal itu. "Kalau ada terbukti anggota Brimob bersalah akan ditindak," tegas mantan Kabid Humas Polda Metro Jaya ini.

Rikwanto sementara belum menyebutkan kronologis persis kejadian ini. Sebab, saat ini penelusuran tengah dilakukan. "(Penyebanya) masih diselidiki," tuntasnya. 

BACA JUGA: Dua Pembobol Mobil Didor Polisi

Seperti diberitakan sebelumnya, Sabtu (21/3) dini hari sekitar pukul 01.30, ada lima lelaki berseragam polisi datang di depan asrama. Mereka ternyata ditemani puluhan pria lainnya yang berpakaian bebas. Mereka turun dari tiga mobil dan beberapa sepeda motor. (Baca: Mencekam, Puluhan Brimob Mengamuk Lalu Menyerang Asrama Atlet)

Ibnu Wahyudi, 16, siswa SKOI dari cabang atletik, terbangun bersama ratusan penghuni asrama yang lain ketika sebuah jendela pecah. Beberapa orang melempari batu ke jendela di lantai atas kemudian membuka paksa pintu kaca di lantai dasar. 

BACA JUGA: Perempuan Ini Ditusuk Pria di Depan Tiga Anaknya

Membawa potongan kayu, besi, linggis, dan parang, puluhan pria berteriak dengan suara tinggi. Ibnu saat itu hanya meringkuk ketakutan di kamar 412 di lantai paling atas. 

"Sangat mencekam," tuturnya, mengingat-ngingat kejadian itu. Di lantai dua, seorang atlet perempuan dari cabang angkat besi, Nani, diancam dengan senjata tajam di wajah. Perempuan bertubuh besar dan berambut pendek seperti laki-laki itu tak bisa berbuat banyak. 

Rombongan tak diundang itu pun leluasa menggedor setiap pintu kamar. Dimulai dari blok atlet perempuan di lantai dua dan tiga, para penyerbu disebut-sebut mencari ZA dan AD. Setengah jam sebelumnya, dua siswa SKOI itu terlibat cekcok di luar asrama. 

Sial bagi Paulus Renaldy, 17, dan Alvion, 12, alias Piyo yang berada di kamar 411 atau tepat di sebelah kamar Ibnu. Pintu kamarnya hendak didobrak sekitar 10 orang. Renaldy dan Piyo pun sekuat tenaga menahan dari dalam. Tapi, dorongan atlet karate dan panahan itu tak setimpal. Pintu terbuka, Piyo ditarik ke lorong sedangkan Renaldy didorong ke dalam kamar.

Renaldy dikeroyok di depan wastafel. Dia diinjak-injak, dipukuli dengan tangan, dan dihantam helm. "Banyak sekali yang mengeroyok saya," ucap Renaldy ketika ditemui di kamar Cempaka 01 Pria, RSUD AW Sjahranie, Samarinda. Atlet karate kelas tanding 60 kilogram itu menerima 21 jahitan di kepala.

Rekan sekamarnya, Piyo, atlet panahan yang masih duduk di kelas enam SD, dipukuli di luar kamar. Dia menderita memar di beberapa bagian tubuh. Piyo dibolehkan pulang dan hanya mendapatkan rawat jalan.

Di kamar lain, masih di lantai empat, Ashar Ramadan, 16, ikut menjadi bulan-bulanan. Atlet gulat ini dikeroyok sampai pelipis mata sebelah kanannya sobek. Sama seperti Piyo, Ashar hanya mendapat rawat jalan. (boy/mas/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Propam Turun Tangan Usut Puluhan Brimob yang Serang Asrama Atlet


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler