Puluhan Buruh KSPSI jadi Korban Pemukulan

Kamis, 05 Maret 2020 – 19:07 WIB
Ribuan massa buruh yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) saat menggelar longmarch menuju depan DPR, Rabu (12/2). Foto: dok jpnn.com

jpnn.com, TANGERANG - Aksi unjuk rasa buruh menolak RUU Omnibus Law Cipta Kerja di Tangerang pada Rabu (4/3) kemarin berbuntut panjang.

Pasalnya aksi tersebut disertai tindakan sweeping ke berbagai perusahaan oleh aliansi buruh yang melakukan aksi.

BACA JUGA: Kritisi RUU Omnibus Law, KSPSI Lakukan Audiensi dengan Anggota DPR

Imbasnya, beberapa buruh yang tidak ikut aksi menjadi korban pemukulan dan perusahaan terhenti proses produksinya.

Bukan hanya sweeping, bahkan terjadi pengeroyokan oleh oknum buruh yang melakukan aksi tersebut.

BACA JUGA: KSPSI Rayakan HUT Ke-47, Andi Gani: Kami Loyalis Presiden Jokowi, Tetapi..

Sementara, puluhan buruh Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) mengalami luka-luka ringan. 

Ketua Dewan Pimpinan Cabang KSPSI Kabupaten Tangerang Ahmad Supriadi membenarkan ada anggota KSPSI menjadi korban pemukulan dan sweeping para buruh yang melakukan aksi di Tangerang.

BACA JUGA: Omnibus Law Banyak Penolakan, Gerindra Pastikan Tak Akan Bertindak Gegabah

Salah satu yang menjadi korban adalah anggota dan juga brigade KSPSI Kabupaten Tangerang, Erus Saleh.

"Yang paling parah itu Erus Saleh bekerja di PT IKAD (Industri Keramik Angsa Daya) di Kecamatan Pasar Kamis, Tangerang. Korban terpaksa dijahit di bagian mulut. Sementara puluhan orang luka-luka ringan," kata Ahmad di Jakarta, Kamis (5/3).

Ahmad menuturkan, pada saat itu ada aliansi buruh yang turun ke jalan menentang RUU Omnibus Law Cipta kerja.

Rencananya mereka akan ke kantor Gubernur. Tapi, yang terjadi malah melakukan aksi sweeping ke perusahaan-perusahaan.

Ahmad mengakui bukan tidak mendukung perjuangan menolak RUU Omnibus Law Cipta Kerja. KSPSI secara nasional sudah melakukan aksi besar-besaran 12 Februari lalj di Jakarta.

Aksi langsung dipimpin oleh Presiden KSPSI Andi Gani Nena Wea yang berani menolak Omnibus Law Cipta Kerja.

"Kami kerahkan lebih dari 10 ribu anggota yang bertolak ke sana. Aksi kami damai dan tertib tanpa adanya sweeping," tegasnya.

"Sudah seharusnya seluruh buruh bersatu menolak RUU Omnibus Law Cipta Kerja. Bukan malah saling serang dan sweeping," imbuh Andi Gani.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler