jpnn.com, SURABAYA - Kegiatan positif dilakukan guru bersama murid-murid SDN Ujung Pulo 9. Mereka memungut sampah organik di Pasar Pegirian untuk dijadikan pupuk padat. Terdapat 20 siswa kelas V dan VI serta 15 guru yang turut serta dalam kegiatan itu.
''Upaya kami SDN Ujung Pulo 9 ikut menyukseskan kegiatan Surabaya eco school sekaligus melatih anak-anak untuk mengurangi volume sampah," ujar Kepala SDN Ujung Pulo 9 Arif Rohmat.
Siang itu setelah memperingati maulid nabi, para siswa, guru, dan kepala sekolah mengunjungi Pasar Pegirikan. Hal tersebut bukan kali pertama dilakukan. Mereka rutin melakukan gerebek pasar 2 minggu sekali dan pada hari-hari besar, bergantung stok pupuk. Sampah-sampah organik yang dipungut berupa sisa-sisa sayur-sayuran, buah-buahan, dan sebagainya.
Rusmiati, wali kelas VI D sekaligus koordinator eco school 2018, mengatakan bahwa biasanya mereka memperoleh sampah organik sampai 15 kilo. Tetapi, kali ini yang didapat tidak sebanyak itu. Para siswa tampak antusias saat mengumpulkan sampah organik di pasar. Pedagang pun berterima kasih karena para siswa telah membantu mengumpulkan sampah-sampah yang biasanya membutuhkan waktu sehari atau dua hari untuk dibuang.
Arif menjelaskan, untuk membuat pupuk, sampah organik yang dipungut tadi harus dipotong-potong terlebih dahulu oleh para siswa. Sampah organik itu dipotong kecil-kecil agar lebih mudah membusuk. Kemudian, potongan-potongan tersebut dimasukkan di keranjang takakura atau tong air rob. Setelah itu, mereka menunggu dalam kurun waktu tertentu sampai sampah tersebut siap menjadi pupuk padat.
Pupuk padat itu digunakan untuk memupuk tanaman-tanaman di SDN Ujung Pulo 9. Banyak tanaman buah dan sayur di SD tersebut. Antara lain, belimbing, pepaya, pisang, mangga, nangka, toga, tanduk rusa, anggrek, dan lain-lain. Arif mengatakan, mereka mengetahui cara membuat pupuk itu dari tunas hijau dan browsing. Tidak hanya memanfaatkan pupuk tersebut untuk kalangan sendiri, mereka juga sudah menjualnya ke pasaran. Selain itu, pupuk tersebut dijadikan suvernir untuk oleh-oleh sekolah yang melakukan studi banding.
Tidak hanya gerebek pasar, SD tersebut juga memiliki program eco green berupa daur ulang barang-barang bekas. Misalnya, botol plastik yang diolah menjadi bros dan pelepah pisang menjadi anyaman. Ada juga eco preneur yang dilakukan siswa berkebutuhan khusus. (fit/c20/ano)
BACA JUGA: Begini jadi Pembeli yang Baik
BACA ARTIKEL LAINNYA... Apa yang Terjadi Saat Ponsel Didaur Ulang?
Redaktur : Tim Redaksi