jpnn.com, PONTIANAK - Puluhan warga di Kota Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar) dikabarkan menderita penyakit kulit gatal-gatal scabies atau yang disebabkan oleh sejenis kutu air.
Berdasar catatan Dinas Kesehatan Kota Pontianak, Kalbar, setidaknya 75 warga di Jalan Apel, Gang Pisang Barangan Kelurahan Sungai Jawi Luar, Kecamatan Pontianak Barat, alami penyakit tersebut.
BACA JUGA: Suami Bu Rahma Positif Covid-19 Usai Tes Swab PCR untuk Syarat Masuk Pontianak
Kepala UPT Puskesmas Perumnas I, Kecamatan Pontianak Barat, Kota Pontianak, Kalbar, Martiningsih menjelaskan dari jumlah itu, terdapat bayi dan anak-anak.
Pihaknya pun sudah melakukan pengobatan massal terhadap warga yang menderita penyakit tersebut.
BACA JUGA: Mbah Mijan Bilang 2021 Tahun Gatal
"Dari jumlah itu masyarakat yang mengalami penyakit kulit itu, di antaranya, bayi, anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Sudah kami lakukan pengobatan massal sejak Selasa kemarin (16/2)," kata Martiningsih di Pontianak, Rabu (17/2)
Menurut Martiningsih, pihaknya pada Senin (15/2), mendapat informasi bahwa ada masyarakat yang mengalami penyakit kulit scabies.
BACA JUGA: 3 Terduga Teroris yang Diamankan Densus 88 Digarap di Mako Brimob Polda Kalbar
Berdasar laporan itu, pihaknya turun ke lapangan untuk melakukan pendataan dan pengobatan.
Martiningsih pun menjelaskan penyebab munculnya penyakit yang menimpa puluhan warga tersebut.
"Penyakit kulit yang disertai gatal-gatal itu disebabkan kutu atau tungau, yakni hewan kecil itu masuk ke jaringan kulit penderita, dan bila terkena akan timbul rasa gatal hingga bernanah," ujarnya.
Menurut dia, jika dalam kondisi seperti itu, maka pengobatannya membutuhkan waktu.
Dia menambahkan, jika digaruk maka akan menyebabkan luka dan infeksi sehingga bisa sampai bernanah.
Martiningsih menjelaskan keberadaan kutu maupun tungau itu disebabkan pola hidup yang tidak bersih, seperti sanitasi yang tidak baik.
"Kemudian kutu dan tungau itu menempel di kasur, seprai, maupun handuk, sehingga penularannya bisa dari orang ke orang, atau hewan ke orang, misalnya melalui kucing," ungkapnya.
Dia menambahkan, di lokasi masyarakat yang terkena penyakit kulit scabies sudah tersedia PDAM, tetapi warga masih menggunakan air parit.
"Jadi selain pengobatan, kami juga melakukan penyuluhan terkait pola hidup bersih dan imbauan hindari berkumpul, selain itu kepatuhan terhadap protokol kesehatan juga untuk mencegah penularan," katanya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak, Sidiq Handanu menyatakan, penanganan yang dilakukan dalam kasus penyakit kulit di Gang Pisang Barangan yakni melakukan pengobatan massal dan melakukan penyuluhan higyene dan sanitasi.
Sidiq menambahkan, sumber penularan penyakit kulit yang disertai gatal-gatal itu, biasanya dari kontak erat dengan penderita, sehingga memang harus menjaga pola hidup bersih. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Boy