jpnn.com, SURABAYA - Sebanyak 523 peserta mengikuti diklat sepak bola di Gelora Bung Tomo (GBT). Selain menjaring pemain bola berbakat, filanesia atau filosofi sepak bola Indonesia diharapkan bisa berkembang.
Koordinator Tim Seleksi Hanafing mengatakan filanesia sebetulnya sudah ditanamkan di timnas Indonesia sejak 2017.
Dia mengaku tahu betul hal itu lantaran saat ekstraksi filosofi, dirinya menjadi salah satu orang yang terlibat di dalamnya.
"Jadi, itu yang kami tanamkan sejak usia muda," kata Hanafing, Sabtu (9/10)
Hanafing menjelaskan saat ini dunia sepak bola mengenal beragam filosofi yang sudah menjadi tren atau sebuah ciri khas dari gaya permainan suatu tim.
Contohnya, seperti total football mengandalkan koletivitas antara menyerang dan bertahan, kick and rush mengandalkan kecepatan dan fisik.
"Kemudian tiki-taka menampilkan akurasi operan tingkat tinggi dari kaki ke kaki. Hingga catenaccio yang lekat dengan sistem pertahanan gerendelnya," jelas dia.
Menurut Hanafing, para pemain muda harus paham dan tahu tentang filosofi permainan sepak bola bangsanya. Untuk itu, dirinya berharap filanesia bisa diterapkan melalui sistem pembinaan tim-tim di Kota Surabaya.
Mantan pemain Niac Mitra itu meyakini bahwa penanaman filosofi sepak bola bisa memberikan dampak signifikan pada perkembangan kualitas olahraga bola tersebut.
"Nantinya pemain-pemain dari diklat bisa sukses menembus seleksi timnas Indonesia. Jadi, arahnya ke sana," ujar Hanafing. (mcr12/jpnn)
BACA JUGA: Atlet Tinju DKI Baku Hantam dengan Relawan PON XX Papua, Wakapolda Langsung Turun Tangan
Redaktur : Dhiya Muhammad El-Labib
Reporter : Arry Saputra