jpnn.com, JAKARTA - PT Pupuk Indonesia (Persero) membukukan kinerja yang positif sepanjang Januari-Mei 2020 di kala pandemi corona. Hal itu bisa dilihat dengan bertumbuhnya kinerja pendapatan, produksi, hingga penjualan.
Di samping itu, Pupuk Indonesia juga tetap menjalankan tugas penyaluran pupuk bersubsidi kepada petani terdaftar dalam e-RDKK.
BACA JUGA: Pupuk Indonesia Tawarkan Obligasi Rp 2,5 Triliun
Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Aas Asikin Idat mengatakan, sepanjang Januari - Mei 2020, perseroan membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp32,62 triliun, atau setara 43,2 persen dari target Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) pada 2020 yang sebesar Rp75,5 triliun.
Capaian pendapatan ini meningkat dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar Rp30 triliun.
BACA JUGA: Seperti ini Strategi Jitu Produsen Pupuk Indonesia Untuk Pastikan Subsidi Tepat Sasaran
"Kami pun mencatatkan kenaikan laba tahun berjalan tumbuh 11,7 persen menjadi Rp1,6 triliun dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar Rp1,43 triliun," kata Aas.
Pupuk Indonesia melalui para produsen pupuk, yaitu Pupuk Kaltim, Petrokimia Gresik, Pusri Palembang, Pupuk Kujang dan Pupuk Iskandar Muda, tetap fokus menjalankan tugas Public Service Obligation (PSO) dalam mendistribusikan pupuk bersubsidi bagi petani guna menjaga produksi pangan nasional.
BACA JUGA: Pupuk Indonesia Salurkan 483 Ton Beras Untuk ATM Pertanian Sikomandan
Hingga saat ini, total distribusi pupuk bersubsidi kepada petani penerima subsidi yang berdasarkan data e-RDKK telah mencapai sebesar 4.762.673 ton atau setara 59,9 persen dari target RKAP dan pupuk non PSO sebesar 2.388.367 ton atau setara 52,2 persen dari target.
"Hal ini sesuai dengan arahan Menteri BUMN Erick Thohir yang berulang kali menyampaikan bahwa BUMN mempunyai peranan vital di masa pandemi, baik dari sisi ekonomi maupun pelayanan publik," jelasnya.
Sepanjang periode Januari - Mei 2020, perseroan juga mencatatkan pertumbuhan volume penjualan pupuk komersil.
Penjualan komersil melonjak 47,45 persen dari 1,37 juta ton menjadi 2,01 juta ton dibandingkan kurun waktu yang sama pada 2019.
Secara pendapatan, penjualan pupuk komersil meningkat 38,35 persen menjadi Rp 7,54 triliun dari Rp 5,45 triliun. Kemudian pendapatan jasa juga meningkat 34,53% menjadi Rp 4,13 triliun dari Rp 3,07 triliun.
Dari segi produksi, volume produksi produk pupuk Perseroan sepanjang tahun ini tercatat telah mencapai 6.210.818 ton. Angka ini terdiri dari 4.041.093 ton Urea, 1.484.481 ton NPK, 264.864 ton SP-36, 415.820 ton ZA, dan 4.560 ton ZK.
Total produksi tersebut setara 52 persen dari target Rencana Kerja & Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun ini yang sebesar 11.949.500 ton. Angka produksi ini tercatat tumbuh 6,92 persen dibandingkan produksi periode yang sama tahun lalu sebesar 5.809.063 ton.
"Pertumbuhan tersebut didukung oleh para produsen pupuk yang bisa menjaga keandalan pabrik meski di tengah pandemi. Sehingga dapat beroperasi secara optimal dengan rate yang cukup tinggi, dan produksi setiap tahunnya dapat terus meningkat," kata Aas.
Selain produk pupuk, perseroan juga membukukan pertumbuhan pada produksi produk non pupuk sebesar 8,85 persen. Di mana volume produksi produk nonpupuk tercatat sebesar 3.584.117 ton, sementara periode sama tahun lalu volume produksi nonpupuk mencapai 3.292.792 ton.
Menurut Aas, capaian positif di tengah pandemi ini berhasil diraih lantaran efektifitas dari respon dan strategi perusahaan dalam menghadapi pandemi.(chi/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur & Reporter : Yessy