Pupuk Kaltim Mulai Proses Revamping Pabrik Tertua

Jumat, 03 Mei 2024 – 21:16 WIB
PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) memulai proses pembaruan (revamping) pabrik tertuanya dengan melaksanakan pemasangan tiang pancang perdana (first piling) di Bontang, Kalimantan Timur. Foto dok PKT

jpnn.com, BONTANG - PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) memulai proses pembaruan (revamping) pabrik tertuanya dengan melaksanakan pemasangan tiang pancang perdana (first piling) di Bontang, Kalimantan Timur, pada Jumat (3/5).

Revamping pabrik ini merupakan wujud komitmen dan inisiatif Pupuk Kaltim dalam memimpin transformasi hijau industri pupuk dan petrokimia Indonesia.

BACA JUGA: Pupuk Kaltim Tanam 900 Bibit Pohon di Bontang

Pabrik tertua Pupuk Kaltim yang beroperasi sejak 1984 ini akan diperbarui demi meningkatkan efisiensi energi dalam operasional pabrik, menciptakan produk yang lebih kompetitif, serta berkontribusi pada program dekarbonisasi pemerintah.

Untuk proyek yang ditargetkan selesai pada akhir 2025 ini, Pupuk Kaltim menggandeng PT Tripatra Engineers & Constructors selaku kontraktor Engineering, Procurement and Construction (EPC).

BACA JUGA: Dirut Asuransi Jasindo Paparkan Capaian Hasil Kinerja 2023, Wow!

Proses revamping dimulai dengan penandatanganan kontrak pada 1 November 2023 silam, lalu dilanjutkan dengan first pilling dan penandatanganan komitmen keselamatan.

Direktur Utama Pupuk Kaltim Budi Wahju Soesilo menyebutkan proses First Piling dan Safety Commitment Ceremony ini merupakan momen yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan proyek.

BACA JUGA: Sinergi TikTok Shop & Tokopedia Diyakini Turut Percepat UMKM Go Digital

"Tiang pancang dalam first piling ini akan menopang struktur atau peralatan yang berada di atasnya, komitmen kami terhadap keselamatan juga harus menjadi landasan bagi upaya kami bersama. Bagi Pupuk Kaltim, keselamatan bukan sekadar persyaratan, namun merupakan nilai fundamental yang kami junjung tinggi. Ini adalah landasan operasi yang memandu setiap keputusan dan tindakan yang akan kami ambil. Baik sebagai owner, kontraktor, subkontraktor ataupun pekerja di lapangan, semua memiliki tanggung jawab bersama untuk memprioritaskan keselamatan di atas segalanya," ujar Budi.

Pupuk Kaltim juga akan melakukan penambahan alat dan pembaruan atau modifikasi untuk alat yang sudah ada.

Upaya ini diharapkan bisa meningkatkan daya saing produk amonia dan urea eksisting Pupuk Kaltim sehingga tidak hanya dapat melahirkan produk berkualitas untuk mendukung ketahanan pangan nasional, tetapi juga mampu bersaing di pasar global. Jika sudah beroperasi penuh setelah revamping, Pabrik 2 ini diperkirakan bisa meningkatkan efisiensi produksi dan mengurangi konsumsi gas yang berdampak pada penurunan emisi CO2.

Nantinya Pabrik 2 juga dapat menurunkan konsumsi energi sebesar 4 MMBtu/ton amonia, sehingga turut menekan emisi CO2 setara dengan penurunan emisi sebesar 110.000 ton CO2 per tahun.

Selain revamping Pabrik 2 ini, Pupuk Kaltim terus gencar menggagas berbagai inisiatif untuk mendukung pencapaian target dekarbonisasi melalui beberapa program.

Mulai dari pembangunan pabrik soda ash, community forest (program penanaman pohon dengan melibatkan masyarakat dan pemerintah), hingga pemanfaatan sumber-sumber energi terbarukan, salah satunya dengan penjajakan teknologi clean ammonia.

Upaya dekarbonisasi ini menargetkan penurunan emisi karbon sebanyak 32 persen di 2030 sebagai bentuk dukungan program pemerintah untuk mencapai Net Zero Emission.

“First piling dan safety commitment ceremony ini menandai bukan hanya awal dari upaya konstruksi proyek revamping ini, namun juga awal dari komitmen teguh kita terhadap aspek keselamatan dan keberlanjutan," serunya.

"Kami memohon doa dan dukungan agar seluruh proses pembangunan berjalan lancar dan selamat, sehingga kedepannya, Pupuk Kaltim bisa terus berinovasi dan melahirkan produk berkualitas dan berkelanjutan, seturut dengan peran kami sebagai pelopor transformasi hijau industri di Indonesia,” imbuh Soesilo.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy Artada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler