jpnn.com, NATUNA - Pembangunan pangkalan militer di Natuna sebaiknya dipusatkan di pulau-pulau terluar yang berbatasan langsung dengan laut Natuna Utara.
Pernyataan itu sampaikan Mahasiswa Kabupaten Natuna, Kepri, Krisye Arga, menanggapi adanya wacana pemerintah pusat akan membangun pangkalan militer di Natuna guna memperkuat pertahanan dan keamanan dari klaim negara asing maupun pencurian ikan ilegal perairan Natuna.
BACA JUGA: Pangkalan Militer di Natuna Bukan untuk Pamer Kekuatan
"Selama ini kekuatan militer Natuna hanya terpusat di ibu kota pemerintahan yaitu di Ranai," kata Arga, Senin (13/1).
Padahal, kata dia, konflik laut Natuna Utara yang kerap terjadi lebih banyak dihadapi masyarakat khususnya nelayan pulau terluar seperti Pulau Subi yang berbatasan langsung dengan jalur lintasan kapal dunia tersebut .
BACA JUGA: Kabarnya Kapal Tiongkok Kembali ke Natuna, Ini Permintaan DPR kepada Pemerintah
"Jarak antara ibu kota (Ranai) ke Pulau Subi sekitar tujuh jam. Tentu sangat sulit bagi nelayan Natuna untuk melapor ke aparat keamanan jika terjadi konflik di perairan tersebut," ujarnya.
Krisye mengharapkan dengan adanya pangkalan militer di Pulau Subi, maka nelayan akan merasa tenang dan aman melaut karena aktivitas mereka dapat dipantau oleh pihak keamanan.
BACA JUGA: Putra Mahkota Uni Emirat Arab Ingin Pulau, Luhut Tawarkan Tanah Mori
Bukan tanpa alasan, menurut dia, nelayan pulau terluar selama ini tak luput dari intervensi atau ancaman dari nelayan asing yang mencuri ikan secara ilegal di Laut Natuna Utara.
Apalagi belakangan ini marak aktivitas nelayan China beroperasi di perairan tersebut dengan didampingi "Coast Guard" negara berjuluk tirai bambu itu.
"Intinya kami sangat mendukung pembangunan pangkalan militer di pulau terdepan agar nelayan lokal tak takut melaut," tuturnya.
Ketua KNPI Natuna, Haryadi turut mendukung wacana pemerintah pusat membangun pangkalan militer di Natuna demi menjaga kedaulatan NKRI.
Haryadi juga mendorong pembangunan dipusatkan di Pulau Subi. Alasannya, di pulau tersebut ada landasan peninggalan Jepang.
"Mudah-mudahan TNI bisa kembali mengaktifkan landasan itu sebagai penguatan pertahanan NKRI," ucapnya.
Selain penguatan pertahanan dan keamanan, kata Haryadi, pemerintah juga perlu mendorong peningkatan SDM nelayan Natuna.
Penguatan dimaksud ialah dengan membantu sarana dan prasarana nelayan seperti armada berikut peralatan tangkap yang modern.
Dikatakannya, selama ini nelayan lokal hanya menggunakan peralatan tangkap yang sangat tradisional seperti pancing ulur.
Menanggapi rencana pemerintah pusat mendatangkan nelayan pantai utara (pantura) Jawa ke Natuna. Menurutnya pemerintah sebaiknya memberdayakan nelayan lokal.
Nelayan tempatan, lanjut dia, sebenarnya juga mampu melaut ke Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE), hanya saja tak ditopang perlengkapan yang memadai.
"Pemerintah fokus saja bantu nelayan Natuna dibanding mendatangkan nelayan Pantura, kita khawatir nanti justru menimbulkan konflik sesama nelayan daerah," ucap Haryadi. (antara/jpnn)
Miss V Barbie Kumalasari Berubah Warna:
Redaktur & Reporter : Soetomo