jpnn.com - Band punk asal Rusia, Pussy Riot mengklaim bertanggung jawab atas masuknya beberapa orang ke lapangan pada final Piala Dunia 2018 antara Kroasia dan Prancis, Minggu (15/7) malam.
Dari sekian banyak yang menyusup pada menit ke-52, empat di antaranya adalah anggota Pussy Riot yang dimotori Olga Kurachyova.
BACA JUGA: Didier Deschamps juga Bisa Seperti Zagallo dan Beckenbauer
Aksi mereka tentu bukan didasari hasrat bertemu dengan pemain kedua kesebelasan yang ganteng-ganteng. Lewat laman resminya, Pussy Riot menyampaikan bahwa mereka menginvasi lapangan dengan membawa pesan protes.
"Hanya beberapa menit yang lalu empat anggota Pussy Riot tampil di pertandingan final Piala Dunia FIFA," tulis Pussy Riot mengawali pernyataan resmi mereka, dilansir NME, Senin (16/7).
BACA JUGA: Mario Mandzukic Samai Catatan Ernie Brandts 1978
Pussy Riot melanjutkan pernyataan tentang aksi masuk lapangan tersebut. "Hari ini adalah 11 tahun sejak kematian penyair besar Rusia, Dmitriy Prigov. Prigov menciptakan citra seorang polisi, pembawa kebangsaan surgawi, dalam budaya Rusia," ungkapnya.
“Polisi surgawi, menurut Prigov, berbicara tentang dua arah dengan Tuhan Sendiri. Polisi duniawi siap membubarkan unjuk rasa. Polisi surgawi dengan lembut menyentuh bunga di ladang dan menikmati kemenangan tim sepak bola Rusia, sementara polisi duniawi merasa tidak peduli dengan mogok makan Oleg Sentsov. Polisi surgawi naik sebagai contoh kebangsaan, polisi duniawi melukai semua orang. Polisi surgawi melindungi tidur bayi, polisi duniawi menganiaya tahanan politik, memenjarakan orang-orang untuk repost dan like," lanjut Pussy Riot.
BACA JUGA: Foto-Foto Kemesraan Presiden Kroasia dan Presiden Prancis
Grup yang berdiri pada 2011 itu terus berceloteh tentang polisi di Negeri Beruang Merat tersebut.
"Polisi surgawi adalah penyelenggara karnaval indah Piala Dunia ini, polisi yang bersahaja takut akan perayaan itu. Polisi surgawi dengan hati-hati mengawasi untuk mematuhi aturan permainan, polisi duniawi memasuki permainan tidak peduli tentang aturan. Piala Dunia FIFA telah mengingatkan kita tentang kemungkinan-kemungkinan polisi surgawi di masa depan Rusia, tetapi polisi duniawi, memasuki pertandingan tanpa aturan itu menghancurkan dunia kita," bebernya.
Pada bagian penutup, Pussy Riot menyampaikan enam tuntutan. Salah satunya yakni agar polisi menghentikan penangkapan. (mg3/jpnn)
Berikut enam tuntutan Pussy Riot:
- Biarkan semua tahanan politik bebas.
- Tidak memenjarakan like.
- Hentikan penangkapan ilegal terhadap pengunjuk rasa.
- Biarkan persaingan politik di negara ini.
- Tidak membuat tuduhan kriminal dan tidak membuat orang di penjara tanpa alasan.
- Ubah polisi duniawi menjadi polisi surgawi
BACA ARTIKEL LAINNYA... Saat Presiden Kroasia Cipika Cipika dengan Puluhan Pemain
Redaktur & Reporter : Dedi Yondra