Puting Beliung Hantam Maros-Gowa

Puluhan Rumah Rusak, Satu Warga Terluka

Rabu, 14 Maret 2012 – 08:00 WIB

MAROS - Bencana angin puting beliung kembali menerjang Kabupaten Maros dan Gowa, Selasa (13/3). Sedikitnya 30 rumah rusak. Sepuluh di Maros. Dua puluh unit di Gowa.

DI Maros, puting beliung menerjang dua desa di Kecamatan Bontoa. Informasi yang dihimpun FAJAR (JPNN Group) menyebutkan sembilan rumah di Dusun Mangngara Bombang, Desa Ampekale dan satu rumah di Dusun Panaikang, Desa Pajjukukang rusak berat.

Salah seorang korban, Puang Sau mengatakan peristiwa itu terjadi secara tiba-tiba sekira pukul 09.30 Wita. Saat itu, dia bersama istrinya sedang duduk di teras rumah. "Angin bertiup kencang kemudian berputar dan masuk ke rumah saya. Seketika seng serta balok-balok atap rumah saya terangkat sepotong mulai dari depan sampai belakang," jelasnya.

Anaknya, Hajrah sempat berusaha mempertahankan atap rumahnya. Hajrah bergelantungan pada balok atap rumahnya agar tak terbawa angin. Namun upaya itu sia-sia. "Dia kemudian terjatuh dan shock melihat kejadian itu," cerita Puang Sau. Dia mengaku, ini kali kedua rumahnya diterjang puting beliung. Sebelumnya, 16 Januari 2011 lalu, rumahnya juga mengalami kerusakan parah.

Warga Mangngara Bombang lainnya, Nawir mengaku jendela dan dinding dapur rumahnya rusak. Pohon di samping rumahnya tumbang dan menimpa rumahnya.

Kapolsek Lau, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Aris Arifin mengatakan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Dari 10 rumah yang dihantam puting beliung, katanya, hanya dua yang rusak berat.

Aris mengatakan dirinya mendapat laporan dari kepala dusun setempat lima menit setelah kejadian. Pihaknya langsung turun ke lapangan dengan melibatkan sebelas orang personel dari Polsek Lau dan segera melakukan evakuasi.
Camat Bontoa, Andi Tawakkal Aminullah mengatakan untuk saat ini pihaknya telah melakukan pendataan dan menyalurkan bantuan dari Dinas Sosial Maros.

"Kami sudah menyalurkan bantuan dari Dinas Sosial di antaranya piring, gelas, seragam sekolah, beras 15 kilogram per orang, alat-alat dapur, matras, tas yang berisikan handuk, alat mandi, kotak P3K, dan ikan kaleng," urainya. Dia menaksir kerugian akibat insiden ini mencapai sekitar Rp30 juta.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maros, Yudhi Indrajaya mengatakan pihaknya sudah turun dan melakukan proses evakuasi. Juga telah memberikan bantuan berupa tenda plastik atau terpal bagi warga yang atap rumahnya mengalami kerusakan. "Bantuan ini bersifat sementara yang dapat digunakan sebagai atap rumah warga, soal bantuan biaya perbaikan rumah baru akan kami ajukan permintaannya ke bupati," katanya.

Di Gowa, puting beliung menghantam Kecamatan Bajeng. Sedikitnya 20 rumah rusak. Salah satu korbannya adalah Yode, warga Desa Bontosunggu, Kecamatan Bajeng. "Saya kira ada pesawat yang mau jatuh," kata Jumriati, istri Yode, mengisahkan dahsyatnya angin puting beliung yang terjadi sekira pukul 10.00 pagi itu.

Beberapa detik kemudian, atap rumah mereka yang terbuat dari seng bergetar hebat. Lalu, berlembar-lembar seng itu lepas dan terbang begitu saja di bawah angin kencang.  

Saat atap melayang dan langit tampak jelas dari tempat tidur, dua anak Yode yang sedang berbaring menyaksikan peristiwa langka. Beberapa ekor ayam potong terlihat berputar-berputar dimainkan pusaran angin puting beliung. Di samping rumah Yode, memang terdapat beberapa kandang ayam potong milik tetangganya.  

Yode, Jumriati, dan beberapa anak mereka hanya bisa terpana menyaksikan amukan angin puting beliung itu. Peristiwa tersebut terjadi begitu cepat. Hanya lima menit. Namun dalam lima menit itu, Yode yang berprofesi sebagai sopir itu langsung kehilangan puluhan lembar seng. "Nda tahu ke mana semua mi sengku," kata Yode.

Beberapa tetangga Yode juga mengira ada pesawat yang jatuh. Apalagi, langit Bontosunggu memang dilintasi pesawat setiap hari. "Saya lari keluar karena mengira ada pesawat mau jatuh. Keras sekali suaranya. Tapi ternyata, angin berputar-putar dari barat daya lalu ke kandang, terus ke rumah Pak Yode dan ke lapangan," kata Jamaluddin menggambarkan peristiwa tersebut.

Menurut kesaksian sejumlah warga, angin puting beliung itu terjadi bersamaan hujan yang lebat. Usai angin puting beliung mengamuk, suasana di Desa Bontomanai yang didominasi persawahan itu nampak kacau. Pepohonan tumbang di pinggir jalan.

Namun beberapa jam kemudian setelah hujan mereda, warga yang menjadi korban mulai memperbaiki rumahnya sendiri. Selain merusak rumah dan kandang ayam, angin puting beliung juga merusak sejumlah kios yang terdapat di pinggir jalan poros Takalar. Satu warga juga dilaporkan terluka karena tertimpa balok atapnya.

Staf BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Gowa, Sultan yang ditemui di Desa Bontosunggu mencatat belasan rumah di empat desa, termasuk Desa Bontosunggu mengalami kerusakan. "Tapi ini masih data sementara. Karena belum semua tercatat," katanya.(fajar)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Nelayan Temukan Mortir Aktif TNI


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler