Putri Wakil Wali Kota Depok Kena Lockdown di Spanyol, Ini Ceritanya

Jumat, 27 Maret 2020 – 21:56 WIB
Wakil Wali ota Depok, Pradi Supriatna menuju ke Kementerian Kesehatan mengambil bantuan sebanyak 50 unit Alat Pelindung Diri Jumat (27/3). Foto: JUNIOR/RADAR DEPOK

jpnn.com, DEPOK - Wakil Wali Kota Depok Pradi Supriatna mengaku ada yang mengganjal dalam pikirannya selama pandemi corona (COVID-19) belakangan ini.

Putri ketiga Pradi, Devitha Pradinda (22) sedang berada di jauh dari rumah. Sudah tiga tahun ini, Devitha bermukim di Spanyol, tepatnya di Kota Las Palmas.

BACA JUGA: Begini Opsi Lockdown yang Disarankan ke Pak Jokowi

Dia tengah menempuh pendidikan di Conservatorio de Musica de Las Palmas. Spanyol merupakan negara kena dampak corona yang parah di Eropa.

“Dia sekolah musik. Sebelumnya sudah lulus sekolah bahasa,” ucap Pradi kepada Radar Depok.

BACA JUGA: PBB pun Minta Pak Jokowi Membuat Kebijakan Lockdown

Pradi pun memberi izin Radar Depok berkomunikasi dengan Devitha. Lewat sambungan ponsel.

BACA JUGA: Saran Dekan FK UI Agar Penyebaran Corona di Jakarta Tidak Semakin Parah

Vitha-sapaannya-mengaku jika sudah 16 hari berdiam diri di rumah. Sesuai anjuran pemerintah setempat. Lockdown.

Dia bersama sekitar 30 Warga Negara Indonesia (WNI) lainnya.

“Kami berada di dalam satu rumah. Tidak bisa ke mana-mana,” katanya.

Pemerintah Spanyol memang memberlakukan sikap tegas dalam pemberantasan korona. Kata Vitha, bagi ada warga yang kedapatan keluar rumah ada sanksi denda yang cukup besar. EUR 200 atau sekitar Rp 3 juta.

Namun demikian, khusus lokasi tertentu, masyarakat masih bisa saling menyambangi. Antara lain, supermarket, apotek, dan bank. Ke supermarket pun dibatasi. Cuma boleh lima orang. “Makanya kalau ke supermarket bisa antre panjang,” jelasnya.

Ia menuturkan, sama seperti di Indonesia, dirinya juga menempuh pendidikan secara daring. Ini yang dikeluhkan. Sebab tugas yang diberikan kampus justru lebih banyak, ketimbang jika menempuh pendidikan secara langsung.

“Mereka (kampus) panik. Namun lama-lama sadar, kalau pemahaman lockdown itu untuk menjaga diri. Bukan untuk buat pekerjaan rumah,” terangnya lagi.

Dirinya menerangkan bila kondisi di Spanyol dalam menghadapi corona sangat jatuh bangun. Rumah sakit penuh menerima pasien yang terus bertambah.

Makanya sebagai bentuk dukungan, setiap pukul 7 malam, seluruh warga Spanyol kompak berdiri di balkon kediaman masing-masing. Mereka bertepuk tengan serentak. “Itu wujud dukungan kepada tenaga medis di sini,” papar dia.

Lebih lanjut, dirinya memuji langkah Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) yang kerap menanyakan kondisi WNI di Spanyol, kalangan mahasiswa seperti dirinya. Kata dia, meski melakukan lockdown, warga Kota Las Palmas tidak terlalu merasakan efeknya.

Berbeda mungkin dengan kota besar lain, seperti Madrid, Barcelona, atau Valencia. “Las Palmas jauh dari pusat kota besar. Kami kerap melaporkan kondisi diri ke KJRI,” ucapnya.

Ia menambahkan, saat ini di Las Palmas sedang musim hujan yang disertai salju. Mestinya Maret ini, cuacanya panas. Mungkin karena efek perubahan iklim. “Saya harus menjaga diri supaya tetap sehat,” tandasnya.

Tentu sebagai orang tua dengan anak posisi anak berbeda benua, Pradi merasa khawatir. Setiap hari pasti menyempatkan untuk menanyakan kondisi putrinya itu.

“Saya hanya banyak berdoa. Dan berpesan kepada dia untuk mematuhi segala aturan yang diberlakukan pemerintah setempat,” terang dia.

Untuk warga Depok, dirinya juga meminta untuk tetap berada di rumah. Jangan berpergian bila tak ada kebutuhan mendesak. (rd)


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Lockdown   Corona   Depok   Spanyol  

Terpopuler