jpnn.com, JAKARTA - QNET merilis Direct Selling Disinformation Center (DSDC) atau pusat disinformasi penjualan langsung untuk melawan penyebaran disinformasi dan misinformasi tentang industri penjualan langsung dan mereknya.
Direct Selling Disinformation Center ini akan bekerja di seluruh industri penjualan langsung untuk memastikan praktik terbaik diikuti, termasuk transparansi, ekspektasi mitra yang realistis, serta deskripsi dan klaim produk yang akurat.
BACA JUGA: QNET Salurkan Bantuan Untuk Para Korban Gempa di Cianjur
Pada saat yang sama, DSDC akan berkolaborasi dengan pemangku kepentingan terkait di pemerintahan dan badan perdagangan, serta regulator, untuk mengedukasi mereka tentang model bisnis, potensinya, dan dampaknya terhadap perekonomian.
Pada fase awal, DSDC akan memiliki fungsi pelaporan insiden waktu nyata yang akan memungkinkan siapa pun di dunia untuk menaikkan tanda bahaya jika bisnis, produk, atau peluang QNET disalahartikan sebagai skema investasi atau dipromosikan melalui taktik penjualan yang tidak benar, termasuk di media sosial.
BACA JUGA: Nyai dan Ning HISNU se-Jatim Mantap Dukung Ganjar jadi Presiden 2024
Menurut Trevor Kuna, Chief Strategy and Transformation Officer QNET, penjualan langsung adalah industri yang mapan dan diatur secara ketat di banyak negara maju.
Di AS, misalnya, model bisnis berasal lebih dari 100 tahun yang lalu, dan diatur oleh Federal Trade Commission.
BACA JUGA: Lewat Instalasi PLTS Atap, SUNterra Dukung Upaya Go Green Perusahaan Plastik
Namun, di banyak pasar negara berkembang di seluruh dunia, pertumbuhan gig economy dan munculnya model bisnis baru yang inovatif, berbeda dari perdagangan tradisional, tidak hanya tidak diatur tetapi juga sering disalahpahami.
"Tidak ada organisasi yang secara khusus didedikasikan untuk melawan disinformasi yang bisa memungkinkan operator nakal untuk menyalahgunakan industri penjualan langsung untuk keuntungan pribadi atau jalan pintas. Kami percaya Pusat Disinformasi Penjualan Langsung yang dihosting oleh QNET ini adalah satu-satunya dari jenisnya yang didedikasikan untuk melawan disinformasi yang berasal dari dan tentang industri tersebut," papar Trevor.
DSDC bisa menjadi alat penting untuk mengatasi disinformasi dalam industri penjualan langsung di ekonomi baru dan berkembang, seperti di benua Afrika, di mana penjualan langsung mengalami peningkatan distributor sebesar 18 persen pada tahun lalu.
"Pada 2021 lebih dari 128 juta distributor menghasilkan USD 186 miliar pendapatan penjualan langsung di seluruh dunia. Sebagian besar memiliki pengalaman yang baik, termasuk dengan beberapa merek terbesar di dunia. Minoritas yang memiliki pengalaman buruk membutuhkan perlindungan dan bimbingan yang dapat diandalkan," terang dia.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy Artada