Rabu Bertugas, Rabu Berpulang

Kamis, 24 Mei 2012 – 06:36 WIB
Keluarga korban kecelakaan Sukhoi Superjet 100, mencium foto di atas peti jenazah saat prosesi acara serah terima jenazah dari pemerintah ke pihak keluarga, Rabu (23/5). Foto : Arundono W/JPNN

JAKARTA - Dua minggu setelah kejadian nahas di Gunung Salak terjadi, keluarga baru bisa memakamkan korban Sukhoi Super Jet (SSJ) 100. Kemarin, seluruh jenazah secara resmi diserahkan dari pemerintah kepada keluarga korban di landasan pacu terminal kedatangan Bandara Halim Perdanakusuma.
   
Sebanyak 45 peti jenazah berwarna cokelat tua itu disusun rapi berjajar dengan bunga dan foto semasa hidup para korban. Termasuk kru pesawat asal Rusia yakni pilot Alexander Nikolaevich Yablontsev, dan tujuh rekannya. Persis didapan jajaran peti tersebut ada sebuah tenda yang berisi keluarga korban.
   
Saat melihat peti-peti tersebut, tidak sedikit anggota keluarga yang kembali bersedih. Memorinya kembali terusik, ya di Bandara Halim Perdanakusuma itulah awal tragedi joy flight bermula. Dua minggu yang lalu, di hari yang sama Rabu (9/5) pabrikan SSJ 100 mengajak demo terbang pesawat baru.

Memori itu pula yang membuat seorang bocah menangis sejadi-jadinya di depan peti jenazah Faizal Ahmad, dari Indo Asia. Berulang kali dia merengek ingin melihat sang ayah. Namun, Nia Ahmad, ibunya berusaha untuk menenangkan. "Kesel sama pilotnya!" teriaknya. "Sudah, nak. Sudah," balas ibunya sambil memeluk.

Pemandangan memilukan itu lantas membuat kerabat Nia untuk ikut menenangkan. Setelah itu, Nia terlihat berbincang dengan anaknya untuk memberikan pengertian. Berdasar pantauan Jawa Pos, air mata juga masih keluar dari beberapa keluarga lainnya. Bahkan, ada seorang ibu-ibu yang menangis dari sebuah kursi roda.
   
Setelah itu, tepat pukul 10.00 WIB upacara penyerahan jenazah mulai dilakukang. Dipimpin langsung oleh Menko Kesra Agung Laksono, terlihat juga Menteri Perhubungan (Menhub) EE Mangindaan yang sebelumnya menerima jenazah dari Tim Disaster Victim Identivication (DVI) Mabes Polri. "Saya mengucapkan duka cita, takdir memaksa kita kehilangan putra-putri terbaik bangsa," ujarnya.
   
Menhub juga menjelaskan kepada keluarga bahwa tim pencari sudah bekerja semaksimal mungkin. Dia berharap keluarga bisa mengerti betapa sulitnya medan yang harus ditempuh tim pencari. Maklum, seluruh jenazah yang berhasil di evakuasi tidak utuh. Bahkan, menurut tim DVI tidak ada yang mencapai 50 persen.

Pidato Mangindaan diakhiri dengan ucapan terima kasih kepada seluruh tim yang terlibat dalam pencarian, evakuasi, dan identifikasi. Setelah itu, proses penyerahan jenazah dimulai. Teknisnya, jenazah langsung dimasukkan kedalam ambulan yang sudah berbaris menunggu. Jenazah akan diantar ke kediaman dengan kawalan voorijder.
     
Keluarga boleh mengangkat peti tersebut, atau dilakukan oleh petugas yang disediakan oleh PT Trimarga Rekatama. Seperti peti jeazah Kapten Darwin Pelawi dari Pelita Air dan Edi Satrio, peti mereka digotong oleh rekannya sesama pilot. Selanjutnya, jenazah tersebut akan dibawa ke kantor Pelita Air dulu untuk disemayamkan sebelum dimakamkan.
     
Begitu juga dengan jenazah reporter Trans TV, Ismiati Soenarto dan Aditya Sukardi. Peti jenazah keduanya digotong oleh teman-teman dari Trans TV menuju ambulans nomor 24. Peti tersebut selanjutnya dibawa ke gedung Trans TV di Jalan Piere Tendean, Jakarta Selatan untuk penghormatan terakhir.
     
Sekitar pukul 11.30 seluruh jenazah sudah dinaikkan ke mobil ambulan. Namun, tidak semua peti jenazah dibawa pergi. Berdasar catatan Konsultan Bisnis dan Pengembangan PT Trimarga Rekatama, Sunaryo, ada Sembilan peti yang masih disemayamkan di Bandara Halim Perdanakusuma.
     
Kesembilan peti jenazah tersebut salah satunya berisi jenazah Stephen Kamagi dari Indo Asia. Sedangkan delapan peti lainnya adalah awak pesawat dari Rusia. "Untuk mendiang Stephen masih menunggu keluarga, katanya mau dibawa ke Gereja di daerah Gandaria City, Jakarta Selatan besok (hari ini)," katanya.
     
Sedangkan delapan peti lainnya rencananya akan terbang ke Rusia kemarin malam. Seluruh jenazah, menurut Sunaryo, akan diantarkan langsung oleh pihak PT Trimarga hingga ke liang lahat sesuai permintaan keluarga. Bahkan, disediakan dua orang staff untuk membantu prosesnya.
     
Untuk jenazah yang berada di sekitar Jakarta seperti Sukabumi, Bandung, dan Karawang akan langsung diantar dengan mobil jenazah. Sedangkan mereka yang berasal dari luar pulau atau tak terjangkau ambulan, akan diterbangkan menggunakan pesawat. "Pihak air lines yang akan mengatur," terangnya.
     
Setelah itu, di lokasi yang sama pemerintah memberikan penghargaan atas kerja keras tim gabungan Search And Rescue (SAR) dalam melakukan evakuasi korban. Penghargaan tersebut diberikan langsung oleh Menkokesra Agung Laksono didampingi Menhub EE Mangindaan. Total 143 sertifikat penghargaan diberikan kepada seluruh instansi yang membantu proses pencarian dan evakuasi.
     
Beberapa institusi tersebut diantaranya Basarnas, Kopassus, Kostrad, Paskhas AU, Lanud Halim Perdana Kusuma, Polwil Bogor, tim Rusia, dan Tim SAR Menteri Kesehatan. Tidak ketinggalan, Mapala UI, Wanandri, hingga tokoh agama dan masyarakat di kawasan Gunung salak juga ikut dapat penghargaan.
     
"Penghargaan ini sebagai bentuk apresiasi dari pemerintah atas spontanitas yang telah ditunjukan tanpa mengenal lelah dan tanpa memperhatikan keselamatan diri sendiri para relawan," ujar Agung Laksono. Menurut politisi Golkar tersebut, mereka layak mendapat penghargaan karena sulitnya medan yang harus ditempuh.(dim/ken)
     

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tolak Lady Gaga, Ormas Islam Kembali Temui Kapolda


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler