Radar Bandara Mati, Presiden Minta Investigasi

Jumat, 21 Desember 2012 – 13:06 WIB
JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), menanggapi serius kejadian matinya radar Bandara Soekarno Hatta, cengkareng Jakarta, Minggu (16/12) lalu. Menurut Presiden, kejadian matinya radar tidak boleh dianggap kejadian biasa karena dampaknya sangat luar biasa. Menyangkut keselamatan nyawa banyak orang.

"Saya ingin ada investigasi menyeluruh. Kalau ada yang lalai, berikan sanksi," ujar Presiden di Jakarta, Jumat (21/12).

Apalagi kata Presiden, kejadian matinya radar Bandara Soekarno Hatta bukan kali pertama ini terjadi namun telah sering terjadi. Padahal persyaratan wajib sebuah bandara berkelas internasional, harus dilengkapi dengan sistem dan sarana yang lengkap.

"Saya ingin dalam waktu dekat, tidak terlalu lama, sudah ada sanksi dan perbaikan di bandara internasional Cengkareng itu," tegas Presiden SBY.

Seperti diberitakan, pada pukul 16.55 WIB, Minggu (16/12) radar Bandara Soekarno-Hatta mati yang mengakibatkan 64 jadwal penerbangan terganggu, karena penerbangan dari dan ke Bandara Soekarno-Hatta ditutup. Penerbangan dari dan ke Bandara Soekarno-Hatta dibuka kembali sekitar pukul 19.00 WIB setelah sistem radar kembali normal.

Radar di Bandara Soekarno-Hatta yang sempat tidak berfungsi beberapa hari lalu juga berimbas pada aktivitas Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan. Saat kejadian itu, Dahlan sedang berada dipesawat dengan menggunakan pesawat Garuda Indonesia kelas ekonomi dari Surabaya menuju Cengkareng, Jakarta.

"Saat radar tidak berfungsi, saya lagi di pesawat. Saya dari Surabaya. Pada saat itu pesawat berputar-putar di atas Indramayu. Sekitar setengah jam di atas udara lah," ujar Dahlan di ruang pers Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (19/12).

Info terganggunya radar di Bandara Soekarno-Hatta, dia ketahui dari pramugari yang menyambangi Dahlan. Mendengar bahwa belum ada kontak karena gangguan radar, Dahlan mengaku sempat syok.

"Namun, saya tetap tenang karena sudah dijelaskan bahwa gangguan ini tidak ada masalah, katanya bisa mendarat di bandara lain, jadi diusahakan muter-muter dulu di atas," tutur dia.

Saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Dahlan mengaku langsung menegur Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) selaku operator. Namun, Dahlan enggan menjabarkan pada awak media teguran yang disampaikannya kepada Dirut APII tersebut.

"Saya langsung menghubungi Dirutnya saat mendarat dan menegurnya," pungkas Dahlan.

Sebelumnya, sistem pemanduan lalu lintas udara otomatis JAATS mengalami gangguan akibat kerusakan. Hal tersebut diakibatkan adanya kerusakan yang terjadi pada perangkat UPS yang mendukung pasokan energi listrik keperangkat komputer pendukung kerja pemanduan pesawat pada Minggu, 16 Desember 2012, pukul 16.55 WIB.

Insiden tersebut mengakibatkan sistem tidak dapat bekerja selama 15 menit. Dengan alasan keselamatan guna mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, petugas menara kontrol memutuskan untuk membatasi jumlah pendaratan dan lepas landas di Bandara Soekarno-Hatta, serta melakukan pola pemanduan pesawat secara prosedural (non-radar).

Selanjutnya, tepat pada pukul 17.10 WIB, pasokan listrik terhadap perangkat pemanduan otomatis JAATS telah pulih kembali dan sistem langsung melakukan proses start-up dan me-recovery seluruh data penerbangan. Tepat pukul 18.05 WIB sistem telah berhasil melakukan recovery secara total, dan menara kontrol secara bertahap langsung membuka kegiatan lepas landas dan pendaratan.(afz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Presiden Tegaskan Penembakan Poso Bukan Peristiwa Biasa

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler