RADITYA Dika sepertinya tidak pernah kehabisan ide jenaka. Setelah Kambing Jantan The Movie (2009) dan Cinta Brontosaurus (Mei 2013), pria kelahiran Jakarta, 28 Desember 1984 itu merilis Cinta Dalam Kardus.
Rabu (5/6), film itu diputar untuk para awak media di Planet Hollywood, Jakarta Selatan. ”Film ini berbeda dari film sebelumnya, meskipun genrenya sama-sama komedi,” ujar Dika.
Tak seperti Cinta Brontosaurus, dia mempercayakan penulisan skenario Cinta Dalam Kardus kepada Salman Aristo, yang sebelumnya menulis untuk Ayat-Ayat Cinta besutan Hanung Bramantyo. Ceritanya pun tidak diadaptasi dari buku yang ditulisnya, tetapi berdasarkan pengalaman pribadinya dan orang-orang di sekitarnya.
”Nggak semua pengalaman saya yang diangkat, paling cuma 20 persen. Kalau kehidupan sehari-hari saya, beneran yang diangkat membosankan pastinya. Jadi kebanyakan dari riset, pengalaman teman, baca, dan nonton film yang kami gabungkan menjadi sebuah cerita yang menarik dan berbeda,” katanya.
Cinta Dalam Kardus menceritakan seorang cowok bernama Miko yang berusaha melupakan mantan pacarnya dengan ber-stand up comedy. Dika memang ahli dalam hal itu. Bukan hanya memandu program Stand Up Comedy di sebuah stasiun televisi swasta, dia pun kerap diminta tampil melucu di luar kota.
”Delapan puluh persen scene yang kami gunakan ada di atas panggung. Sentuhan drama akan kisah-kisah yang diceritakan itu, dikemas dalam sebuah cerita baru,” terangnya. Ada satu pesan moral yang coba disampaikannya lewat film itu, yakni sebuah hubungan tidak akan bertahan tanpa adanya komitmen untuk berbagi dalam suka dan duka.
Dika menghadirkan wajah-wajah baru sebagai lawan mainnya dalam film berdurasi 90 menit itu. Diantaranya, Anizabella Lesmana, Dahlia Poland, Fauzan Nasrul, dan Wichita Setiawati. Mungkin, hanya Tina Toon dan Sharena yang sudah cukup familiar.
”Mereka semua ikut casting. Dan dari beberapa yang masuk, mereka yang sesuai dengan karakter cerita,” tuturnya.
Mengenai pemberian judul Cinta Dalam Kardus, ternyata terinspirasi dari pengalaman pribadinya dan sang penulis skenario, Salman Aristo. Ceritanya, saat pindahan rumah, Dika menemukan sebuah kardus coklat berisi barang pemberian mantan pacarnya.
Salah satunya, sepasang kaos yang kerap dipakai mereka saat jalan-jalan. ”Ada kau (couple t-shirt, Red) yang menjijikan itu,” selorohnya. ”Idenya dari situ, dan ternyata Mas Salman juga punya pengalaman yang sama. Bedanya, kalau dia (barang pemberian mantannya) dibakar,” ungkapnya diiringi tawa.
Bagi Tina Toon, perannya sebagai Kirana, kekasih Miko, sangat dekat dengan dirinya. Sebab, Kirana merupakan sosok perempuan yang selalu merasa gemuk, meski sebenarnya langsing. ”Di sini ceritanya aku jadi cewek yang selalu merasa gemuk, dan itu aku banget,” ucapnya lantas tertawa.
Pemilik goyang bolo-bolo itu mengaku pengagum kekocakan Raditya Dika. Jadi, dia begitu bersemangat saat beradu akting di depan kamera dengannya. ”Kalau soal chemistry, nggak susah ya, karena Radit orangnya asyik. Dan ada sebagian dari karakter Kirana ada di diri aku,” terangnya. (ash)
Rabu (5/6), film itu diputar untuk para awak media di Planet Hollywood, Jakarta Selatan. ”Film ini berbeda dari film sebelumnya, meskipun genrenya sama-sama komedi,” ujar Dika.
Tak seperti Cinta Brontosaurus, dia mempercayakan penulisan skenario Cinta Dalam Kardus kepada Salman Aristo, yang sebelumnya menulis untuk Ayat-Ayat Cinta besutan Hanung Bramantyo. Ceritanya pun tidak diadaptasi dari buku yang ditulisnya, tetapi berdasarkan pengalaman pribadinya dan orang-orang di sekitarnya.
”Nggak semua pengalaman saya yang diangkat, paling cuma 20 persen. Kalau kehidupan sehari-hari saya, beneran yang diangkat membosankan pastinya. Jadi kebanyakan dari riset, pengalaman teman, baca, dan nonton film yang kami gabungkan menjadi sebuah cerita yang menarik dan berbeda,” katanya.
Cinta Dalam Kardus menceritakan seorang cowok bernama Miko yang berusaha melupakan mantan pacarnya dengan ber-stand up comedy. Dika memang ahli dalam hal itu. Bukan hanya memandu program Stand Up Comedy di sebuah stasiun televisi swasta, dia pun kerap diminta tampil melucu di luar kota.
”Delapan puluh persen scene yang kami gunakan ada di atas panggung. Sentuhan drama akan kisah-kisah yang diceritakan itu, dikemas dalam sebuah cerita baru,” terangnya. Ada satu pesan moral yang coba disampaikannya lewat film itu, yakni sebuah hubungan tidak akan bertahan tanpa adanya komitmen untuk berbagi dalam suka dan duka.
Dika menghadirkan wajah-wajah baru sebagai lawan mainnya dalam film berdurasi 90 menit itu. Diantaranya, Anizabella Lesmana, Dahlia Poland, Fauzan Nasrul, dan Wichita Setiawati. Mungkin, hanya Tina Toon dan Sharena yang sudah cukup familiar.
”Mereka semua ikut casting. Dan dari beberapa yang masuk, mereka yang sesuai dengan karakter cerita,” tuturnya.
Mengenai pemberian judul Cinta Dalam Kardus, ternyata terinspirasi dari pengalaman pribadinya dan sang penulis skenario, Salman Aristo. Ceritanya, saat pindahan rumah, Dika menemukan sebuah kardus coklat berisi barang pemberian mantan pacarnya.
Salah satunya, sepasang kaos yang kerap dipakai mereka saat jalan-jalan. ”Ada kau (couple t-shirt, Red) yang menjijikan itu,” selorohnya. ”Idenya dari situ, dan ternyata Mas Salman juga punya pengalaman yang sama. Bedanya, kalau dia (barang pemberian mantannya) dibakar,” ungkapnya diiringi tawa.
Bagi Tina Toon, perannya sebagai Kirana, kekasih Miko, sangat dekat dengan dirinya. Sebab, Kirana merupakan sosok perempuan yang selalu merasa gemuk, meski sebenarnya langsing. ”Di sini ceritanya aku jadi cewek yang selalu merasa gemuk, dan itu aku banget,” ucapnya lantas tertawa.
Pemilik goyang bolo-bolo itu mengaku pengagum kekocakan Raditya Dika. Jadi, dia begitu bersemangat saat beradu akting di depan kamera dengannya. ”Kalau soal chemistry, nggak susah ya, karena Radit orangnya asyik. Dan ada sebagian dari karakter Kirana ada di diri aku,” terangnya. (ash)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Film Harus Wow
Redaktur : Tim Redaksi