jpnn.com - Siapa yang tidak kenal Raffi Ahmad, salah satu selebritas-entrepreneur paling ngetop di Indonesia sekarang ini.
Kiprahnya di dunia entertainment sangat dikenal publik. Aktivitasnya di media sosial diikuti jutaan pengikutnya yang fanatik. Ia dikenal sebagai enternainer tajir yang dijuluki sebagai Raffi The Sultan.
BACA JUGA: Silakan Bandingkan Komentar Kaesang dan Raffi Ahmad Usai Kongres Tahunan PSSI 2021
Namun, belum banyak yang tahu bahwa Raffi sekarang juga menjadi pemilik klub sepak bola profesional. Ia baru saja membeli klub Cilegon United yang berlaga di Liga 2 kompetisi profesional PSSI.
Sabtu (29/5), Raffi menjadi bintang ketika muncul pada acara Kongres PSSI di Jakarta.
BACA JUGA: Kongres Tahunan PSSI 2021: Ada Kaesang, Raffi Ahmad, Darius, Atta Halilintar ke Mana?
Sebagai pemilik klub, Raffi hadir untuk mengikuti kongres, sekaligus mengikuti proses peresmian klubnya menjadi anggota PSSI dan berganti nama menjadi Rans Cilegon FC.
Masuknya Raffi ke dunia sepak bola membawa perubahan dalam pola pengelolaan sebuah klub.
BACA JUGA: Desember 2020, Kaesang Sudah Ajak Felicia Tissue Nikah, 2 Minggu Kemudian tak Ada Kabar
Selama ini, klub di Indonesia masih berjuang untuk bisa menjadi profesional sebagai bagian dari industri olahraga.
Rata-rata klub sepak bola profesional di kasta teratas Liga 1 masih belum sepenuhnya mampu menjadi entitas bisnis yang bisa menarik minat investor dan sponsor.
Beberapa klub profesional sudah mulai menapak ke pengelolaan yang profesional.
Bali United dikelola dengan manajemen modern dan sudah menawarkan sahamnya di lantai bursa dengan melakukan IPO (initial public offering).
Sebagai klub yang relatif baru, Bali United bergerak lebih cepat mendahului klub-klub lain yang lebih tua.
Basis suporter yang kuat dan fanatik di Bali membuat klub ini punya ‘’fans equity’’ yang menarik untuk para investor.
Pengelolaan yang profesional dengan gelontoran dana investor yang besar membuat Bali United mampu menarik minat pemain-pemain yang berkualitas.
Pada kompetisi Liga 1 musim 2019 Bali United berhasil menjadi juara. Dengan bekal ini Bali United terjun ke bursa saham.
Klub-klub lain juga sudah dikelola secara lebih profesional. Persebaya Surabaya yang terkenal dengan suporter Bonek yang fanatik sekarang juga dikelola dengan sangat profesional. Namun, sampai sekarang Persebaya belum go public untuk menjual saham kepada umum.
Persib Bandung dan Persija Jakarta, dua klub lama warisan era perserikatan, sekarang sudah dikelola dengan profesional dan mempunyai basis suporter yang kuat. Di luar Jawa, klub eks era perserikatan yang masih eksis adalah Persipura Jayapura. PSMS Medan yang duku dikenal sebagai kekuatan utama di wilayah barat sekarang masih terseok-seok di Liga 2.
Klub-klub itu punya sejarah yang panjang dan catatan prestasi yang hebat. Namun, untuk bisa melangkah lebih cepat ke arah profesionalisme penuh masih banyak kendala internal yang harus diatasi.
Peralihan status dari perserikatan menjadi profesional tidak serta-merta menyelesaikan persoalan internal organisasi. Karena itu upaya go public untuk mengumpulkan modal masih belum bisa ditempuh.
Persija Jakarta sudah pernah menyatakan akan go public, tetapi sampai sekarang niat itu belum bisa diwujudkan. Persib Bandung yang juga punya basis suporter kuat sampai sekarang belum punya niat untuk melepas saham di lantai bursa.
Klub profesional non-perserikatan, seperti Arema FC, seharusnya punya kebebasan yang lebih besar untuk go public. Namun, terbukti sampai sekarang klub kebanggaan arek-arek Malang itu belum juga masuk lantai bursa.
Masuknya entrepreneur muda seperti Raffi Ahmad akan membawa angin segar bagi sepak bola Indonesia. Sebagai entertainer yang punya follower belasan juta di medsos, klub milik Raffi dipastikan akan mendapat dukungan yang besar setiap kali berlaga di kompetisi.
Dukungan lewat medsos dari para suporter digital yang fanatik terhadap Raffi akan menjadi basis suporter yang bisa dijual kepada sponsor pemasang iklan.
Tiap kali Rans Cilegon FC berlaga hampir pasti akan menjadi trending topic dan menyedot penonton langsung ke stadion atau menonton melalui live streaming.
Di tengah kondisi pandemi yang belum menentu, suporter masih akan dibatasi kehadirannya di lapangan. Karena itu, siaran langsung akan menjadi revenue streaming penting yang mengalirkan pendapatan untuk klub.
Selain Raffi, bintang lain yang menjadi pusat perhatian pada Kongres PSSI adalah Kaesang Pangarep, putra bungsu Presiden Jokowi.
Kaesang, yang selama ini banyak mengelola bisnis kuliner, mulai merambah bisnis sepak bola dengan membeli saham mayoritas Persis Solo yang berlaga di Liga 2.
Sebagai anak presiden, Kaesang mendapat support yang mudah untuk mengumpulkan modal. Keterlibatan Menteri BUMN Erick Thohir di Persis menjadi jaminan bagi Persis untuk mendapatkan dukungan modal.
Erick tidak terjun langsung, tetapi anaknya, Mahendra Thohir, sudah didapuk sebagai presiden komisaris mendampingi Kaesang sebagai presiden direktur.
Kaesang dan Raffi menjadi bintang pada Kongres PSSI. Menpora Zainuddin Amali yang membuka kongres langsung menyapa dua anggota baru itu. Peserta kongres pun memberi aplaus meriah, dan kemudian berebutan "selfie" bersama Raffi atau Kaesang.
Warganet mempertanyakan, ini kongres atau jumpa fans. Apalagi kasus putus cinta Kaesang dengan Felicia Tissue menjadi viral lagi setelah muncul video Felicia yang menceritakan kronologi hubungannya dengan Kaesang. Jadilah Kaesang bintang yang jadi rebutan untuk "berselfie".
Dengan pengaruh Kaesang yang besar dan dukungan dana yang melimpah, Persis Solo bisa merekrut pemain-pemain kelas tim nasional. Beberapa pemain dari Bali United sudah diperbantukan ke Persis.
Rizal Torres top skor Piala Menpora asal Persiraja Banda Aceh juga bergabung. Terbaru ada kabar bintang tim nasional Evan Dimas juga akan boyongan ke Persis.
Pemain naturalisasi Beto Goncalvez sudah resmi bergabung. Dua pemain naturalisasi lain yang disebut-sebut bakal bergabung adalah Greg Nwokolo dan Ezra Walian. Dengan kualitas pemain seperti ini Persis Solo menjadi tim bertabur bintang yang mungkin lebih moncer dari tim Liga 1.
Raffi dan Kaesang menjadi ikon baru sepak bola Indonesia. Keduanya akan membawa perubahan pada tata kelola sepak bola di Indonesia.
Raffi mewakili generasi baru yang benar-benar profesional.
Sementara itu, Kaesang mungkin masih membawa bau nepotisme dalam pengelolaan klubnya.
Persaingan dua ikon itu akan menarik untuk disaksikan. (*)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi