jpnn.com, JAKARTA - Komisaris Utama Batik Keris Lina Handianto Tjokosaputro mengatakan, budaya dan teknologi tidak bisa dilepaskan.
Hal itu pula yang membuat Batik Keris tetap eksis dari generasi ke generasi.
BACA JUGA: Bekraf Kebut Pengembangan Industri Kreatif
"Sekarang sudah generasi ketiga. Beberapa tahun lagi usianya akan 100 tahun. Awalnya, kami dari UKM. Mencapai hasil yang bagus dengan teknologi," ujar Lina beberapa waktu lalu.
Dia menambahkan, teknologi digunakan untuk membuat motif.
BACA JUGA: Dongkrak Kinerja, BTN Genjot Penyaluran Kredit
“Model dan warna, kami mengikuti zaman sehingga bisa diterima anak muda," jelas Lina.
Batik Keris juga ikut mengembangkan UKM-UKM di daerah.
BACA JUGA: Libur Iduladha, Penumpang Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk Turun 43 Persen
“Batik itu sebenarnya budaya," jelas Lina.
Lina mengatakan, sebelum diakui UNESCO sebagai warisan dunia, batik masih dianggap kuno.
"Setelah diakui UNESCO, kami buat batik yang menunescogikuti tren. Sehingga Batik Keris bisa masuk ke tren modern masyarakat. Itu berpengaruh ke perajin batik. Juga kerajinan. Seluruh nusantara punya ciri khas," kata Lina. (dai)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Genjot Kualitas Pelayanan, ASDP Targetkan Bisa Tembus Pendapatan Hingga Rp 2,7 triliun
Redaktur & Reporter : Ragil