jpnn.com - AL KHOR - Pelatih Prancis Didier Deschamps tak memandang keberhasilan Maroko mencapai semifinal Piala Dunia 2022 sebuah kebetulan.
Tim Ayam Jantan -julukan Timnas Prancis, yang dilatih Deschamps bakal meladeni Maroko pada 4 Besar di Al Bayt Stadium, Al Khor, Kamis (15/12) dini hari WIB.
BACA JUGA: Gol Sundulan Pahlawan Maroko Patahkan Rekor Ronaldo
“Mereka bukan termasuk tim yang kami harapkan bertemu di semifinal. Namun, saya tidak heran mereka mencapai Top 4. Maroko hanya kebobolan satu gol dalam lima pertandingan (waktu normal). Jadi, mereka pantas berada di sana," kata Deschamps.
Maroko memetik hasil dari apa yang ditabur selama ini.
BACA JUGA: 3 Rekor Gila Maroko di Piala Dunia 2022, Nomor 1 Bukti Tim Kuat
Dalam empat tahun terakhir, para pemain Maroko sudah berkompetisi di liga papan atas Eropa seperti di Spanyol, Prancis, dan Inggris.
Raja Maroko Mohammad VI berani menggelontorkan anggaran negara untuk membangun akademi sepak bola dan kemudian menyalurkan pemain bertalenta ke liga profesional Maroko, Botola, serta liga top di luar negeri.
BACA JUGA: Maroko Menang, Warga Palestina Ikut Merayakan, Mouad Khairat: Cubit Saya!
Klub-klub Maroko telah bangkit kembali di Liga Champions Afrika dalam lima tahun terakhir, setelah bertahun-tahun hanya melihat klub dari Mesir, Tunisia, dan Nigeria mendominasi.
Presiden federasi sepak bola Pantai Gading Idriss Diallo mengatakan investasi Maroko dalam pengembangan pemain muda memberikan visi bagi semua negara di Benua Afrika.
“Raja Maroko telah memasukkan €10 juta (sekitar Rp 165 miliar) setiap tahun untuk pengembangan sepak bola. Mereka menciptakan akademi sepak bola yang unggul. Selain Afrika Selatan, tidak ada negara (Afrika) yang berani berinvestasi untuk sepak bola sebanyak Maroko," kata Diallo kepada L’Equipe.
Jadi, apa yang dilakukan Singa Atlas -julukan Timnas Maroko, di Piala Dunia 2022 bukanlah suatu kebetulan.
"Jika setiap negara Afrika memiliki pemerintahan yang memahami nilai investasi dalam sepak bola, kami bisa sampai di sana. Itu proyek panjang," ujarnya.
Keberhasilan Maroko menembus semifinal Piala Dunia 2022 membawa seluruh dunia Arab dan Afrika bersukacita.
Mengalahkan Spanyol di 16 Besar Piala Dunia 2022 adalah hal yang istimewa buat Maroko, mengingat hubungan Maroko yang sulit dengan mantan penjajahnya itu, yang masih mengeklaim dua kota di dalam perbatasan mereka.
Spanyol enggan mendukung klaim Maroko atas sebidang gurun yang disengketakan yang disebut Sahara Barat, yang pernah menjadi milik Spanyol.
Sebagai pembalasan, Maroko telah berulang kali membuka perbatasannya dengan Spanyol untuk memungkinkan para migran masuk ke kantong-kantong Ceuta dan Melilla Spanyol.
Pada Kamis dini hari WIB nanti, datanglah Prancis, sebuah negara yang menghabiskan dua dekade menaklukkan Maroko di awal abad ke-20.
Pengeboman Casablanca oleh Prancis pada 1907 adalah pertempuran yang menentukan dalam penaklukan Maroko.
"Kami tentu saja bermimpi ke final (mengalahkan Prancis). Bermimpi itu gratis," kata kapten Maroko Romain Saiss.
"Kami mencurahkan banyak energi ke dalam setiap pertandingan, secara fisik dan mental bersama keluarga yang datang ke sini," imbuhnya.
Keluarga, khususnya orang tua pemain, juga menjadi pusat perhatian.
Di saat banyak sorotan kamera mengarah kepada WaGs Eropa, Maroko punya pendukung setia dengan doa, ibu.
Para ibu dari pemain-pemain Maroko datang langsung ke stadion.
Ibu dan anak berpelukan dan berdansa setelah Maroko mengalahkan lawannya.
Achraf Hakimi, bek Maroko kelahiran Madrid yang kini mencari uang di Paris Saint-Germain, memeluk ibunya di kerumunan setelah mengirim penalti yang menentukan melawan Spanyol. "Saya mencintaimu, Bu," kata Hakimi.
"Maroko adalah tim untuk semua orang," kata seorang fan Maroko bernama Younes.
"Bagaimana mereka bermain, berbicara, apa pun, adalah bagaimana kami juga ingin memanfaatkan kesempatan untuk tampil luar biasa di sini (Piala Dunia)," katanya. (dmo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mufthia Ridwan