Rahmat Gobel: EBT Kurangi Emisi CO2 dan Penuhi Kebutuhan Energi

Kamis, 16 Januari 2020 – 19:02 WIB
Wakil Ketua DPR Rahmat Gobel (tengah) Ketua Komisi VII DPR Sugeng Suprawoto (dua dari kiri) dan Ketua Umum METI Surya Darma (dua dari kanan) usai pertemuan di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (16/1). Foto: M. Kusdharmadi/JPN

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua DPR Rahmat Gobel mengatakan pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT) sangat penting untuk mendorong perekonomian yang kuat. Politikus Partai Nasdem itu menegaskan bahwa penggunaan EBT juga sangat penting untuk mengatasi keterbatasan energi dan mengurangi emisi karbondioksida atau CO2.

“Jadi, selain mengurangi emisi CO2, juga untuk memenuhi kebutuhan energi secara total,” kata Rahmat usai menerima audiensi dari Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (16/1).

BACA JUGA: Hasil Survei Koaksi Indonesia: Masyarakat Antusias Beralih ke EBT

Gobel menegaskan penggunaan EBT sangat mendukung kesehatan lingkungan. Selain itu, juga sebagai alternatif dari bahan bakar fosil yang jumlahnya semakin berkurang.

“Memang kalau hanya pakai fosil saja ini tidak cukup, karena dengan kebutuhan kita sekarang ini energi fosil semakin berkurang. Alternatifnya adalah energi baru terbarukan,” ungkap Gobel.

BACA JUGA: Penjelasan Rahmat Gobel Terkait Kesalahan Pemahaman Tentang Transfer Teknologi

Ketua Komisi VII DPR Sugeng Suparwoto mengatakan bahwa Rancangan Undang-Undang Energi Baru dan Terbarukan atau RUU EBT menjadi salah satu dari tiga program legislasi nasional (prolegnas) prioritas komisinya. Selain RUU EBT, ada pula RUU Mineral dan Batu Bara (Minerba), serta RUU Minyak dan Gas (Migas).

Ia menambahkan ketika sudah diputuskan di rapat Badan Musyawarah (Bamus) dan dibawa ke Rapat Paripurna DPR, maka Komisi VII DPR akan segera membentuk panitia kerja (panja) membahas RUU tersebut. “Inilah tiga prioritas yang kami kawal sampai masa sidang berikutnya,” ujar Sugeng usai pertemuan.

BACA JUGA: Beberapa PSN Ditunda, Proyek EBT Jalan Terus

Dia menegaskan bahwa EBT merupakan energi yang clean. Terlebih lagi bagi Indonesia sebagai bagian dari warga dunia yang concern dan peduli terhadap masalah lingkungan.

Menurut Sugeng, salah satu masalah penggunaan energi fosil selama ini adalah karena dari kuantitas semakin berkurang, juga secara kualitatif menimbulkan polusi. Ia mencontohkan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang menggunakan bahan baku batu bara, memang murah tetapi polutif. “Ke depan untuk energi, transportasi, listrik dan sebagainya insyaallah akan kami perbesar pengunaan energi baru terbarukan,” katanya.

Sugeng juga mendorong pengunaan EBT di seluruh tempat komersial di daerah. Dia mencontohkan di DKI Jakarta misalnya, agar atap mal-mal yang ada menggunakan sel surya atau solar cell. “Kami akan kerja sama dengan pemerintah untuk meminta mereka membuat peraturan daerah agar  menggunakan solar cell,“ ungkap dia.

Selain itu, politikus Partai NasDem itu menegaskan bahwa pihaknya juga berharap rencana ibu kota baru di Kalimantan nanti harus berbasis pada EBT. “Jadi, pada dasarnya masyarakat kita ini perlu role model, perlu contoh. Nanti lama-lama juga teknologi itu semakin murah,” ujarnya.

Ketua Umum METI Surya Darma mengatakan pihaknya sudah membentuk tim kecil untuk pendampingan dalam rangka mendukung lahirnya UU EBT. Pendampingan bisa untuk pemerintah maupun DPR. “Kami juga mendorong adanya perpres sebagai transisi menuju kea rah sana, walau banyak hal yang belum bisa dicover, tetapi substansi UU itu ada di perpres sampai nanti adanya UU EBT itu,” ujar Surya. (boy/jpnn) 


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Rahmat Gobel   DPR   EBT  

Terpopuler