Raih Emas Asian Games, Sempat Hendak Mundur saat Pelatnas

Selasa, 04 September 2018 – 07:04 WIB
Emas dari kuadran putra sepak takraw. Foto: Alwi Alim/Jawapos.com

jpnn.com - Dua pesepak takraw Indonesia asal Sulsel, Nofrizal dan Muhammad Hardiansyah Muliang (Manca) mengukir prestasi membanggakan pada Asian Games 2018.

Medali emas yang disabet melalui nomor pertandingan kuadran putra, menjadi emas pertama Merah Putih sejak dipertandingkannya sepak takraw tahun 1990.

BACA JUGA: Lalu Zohri Akan Digembleng Lebih Maksimal

Muhammad Ashri Samad - MAKASSAR

Prestasi yang diraih itu melalui proses panjang. Ada dedikasi dan pengorbanan luar biasa untuk merealisasikannya. Di balik kesuksesan dua pesepak takraw Sulsel tersebut, menyimpan berbagai pesan penting. Para atlet tidak meraihnya dengan proses instan.

BACA JUGA: Terharu Banget, Pulang Kampung Atlet ini Diarak Warga

Kepada FAJAR, pelatih sepak takraw Sulsel, Muhammad Amkar bercerita, dua anak asuhnya yang membela Timnas Indonesia, merupakan atlet terbaik. Mereka mendapatkan hasil tersebut melalui tempaan luar biasa.

Nofrizal misalnya, nyaris keluar dari Pelatnas persiapan Asian Games XVIII. Itu lantaran, buah hatinya, meninggal dunia. Dia cukup terpukul dengan kejadian saat itu.

BACA JUGA: Jojo, Nisa, Ega, Aries Susanti, tak Lantas Berleha-leha

Sebagai kepala rumah tangga, Nofrizal sadar betul, sangat mencintai anak keduanya tersebut. Sayang, dia tidak bisa berbuat banyak. Itu karena sedang menjalani pemusatan latihan. Pengorbanan tersebut akhirnya terbayar dengan prestasi luar biasa.

"Nofrizal juga tidak memiliki pekerjaan. Saya sangat prihatin dengan masa depannya. Semoga raihan emas ini bisa mengangkatnya menjadi PNS. Sesuai janji Pemerintah Pusat kepada atlet peraih emas," kata Amkar, kemarin.

Sebagai atlet, Nofrizal merupakan sosok pekerja keras di lapangan dan ngotot saat bermain. Hal ini yang menjadikan dia bisa dilirik pusat.

Nofrizal mengungkapkan, sempat stres selama di Pelatnas. Terlebih buah hatinya, Muhammad Gibran Ramadhan yang masih berusia tiga tahun, sakit. Puncak kesedihannya, kala mengetahui anak keduanya tersebut meninggal.

Pria kelahiran 25 November 1990 tersebut menyatakan ingin mundur dari Pelatnas. Namun, sang istri, Hasma Wati meyakinkan, bahwa proses latihan tersebut juga demi kebaikan. Membawa nama baik bangsa Indonesia.

Dukungan istrinya menjadi motivasinya terus bertahan. "Dan emas ini, saya dedikasikan juga untuk almarhum anak saya, Muhammad Gibran Ramadhan," tutur Nofrizal, seperti diberitakan FAJAR (Jawa Pos Group).

Presiden Joko Widodo sudah menyerahkan bonus berupa rekening berisi uang tunai kepada para atlet peraih medali emas di Jakarta. Namun, mereka yang bertanding di Palembang, belum mendapatkan. Nofrizal memastikan, tidak ada atlet sepak takraw yang hadir pada prosesi penyerahan bonus tersebut.

"Kami masih di Palembang semua. Tetapi, memang penyerahan bonus dilakukan di Jakarta," tuturnya.

Sebagai istri, Hasma Wati yang juga mantan atlet sepak takraw Indonesia menilai, Nofrizal sosok suami yang sangat bertanggung jawab dan penyayang keluarga. Karenanya, ia bersyukur perjuangan dan pengorbanan suaminya membuahkan hasil.

Harapannya, pemerintah bisa melihat usaha keras itu dengan penghargaan yang setimpal. "Kita berharap ada perhatian," bebernya.

Bagaimana dengan Hardiansyah, Amkar menyebutkan, anak asuhnya yang masih berusia 24 tahun tersebut sangat taat beribadah. Salatnya tidak pernah ditinggalkan. Dalam kondisi apapun.

Meski usianya masih muda, Amkar melihat sosok atlet yang karib disapa Manca tersebut memiliki aura sang juara.

Maka tidak heran, sederet prestasi, mulai dari tingkat bawah hingga Benua Asia, sukses disabet mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Makassar (UNM) ini. "Manca ini, atlet yang tidak pernah terlambat kalau latihan. Paling ngotot bermain dan memiliki pertahanan yang bagus," tuturnya.

Amkar optimis, raihan prestasi Manca tidak akan berhenti di Asian Games XVIII. Menurutnya, tidak menutup kemungkinan, di tingkat olimpiade, Manca bisa bersaing ke depannya.

Manca sendiri mengaku bangga bisa mempersembahkan emas bagi Indonesia. Perjuangan keras selama mengikuti Pelatnas, terbayar dengan raihan medali emas. Capaian tersebut, diharapkannya bisa memotivasi dirinya lebih giat lagi berlatih.

Asian Games ini menjadi debut perdananya. Potensinya terlihat saat tampil ciamik di Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (Pomnas) di Makassar, tahun lalu. Timnas pun meliriknya.

Didaulat sebagai kapten, tak menjadikannya terbebani. Dia sendiri kaget mendapat kepercayaan tersebut. "Mungkin karena posisi saya sebagai playmaker. Sehingga menjadi pertimbangan tim pelatih menunjuk saya sebagai kapten," tuturnya.

Disinggung mengenai ibadah, Manca mengaku bahwa sebagai umat Islam, wajib menunaikan ibadah salat. Makanya, keberhasilan yang diraihnya tidak lepas dari doa, dan dukungan dari keluarga tercintanya.

BACA JUGA: Lalu Zohri Akan Digembleng Lebih Maksimal

Soal bonus yang sudah diberikan Presiden Joko Widodo secara simbolis di Jakarta, Manca memastikan akan menyerahkan kepada orang tuanya untuk membiayai naik haji ke Tanah Suci.

"Iye, pemerintah menjanjikan uang, rumah dan pengangkatan menjadi PNS," tandasnya. (smd/nur-rif)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Aqua Bangga Dukung Kesuksesan Asian Games 2018


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler