jpnn.com, TOKYO - Atlet angkat besi Indonesia Rahmat Erwin Abdullah berhasil menyumbangkan medali perunggu di kelas 73 Kilogram (kg) putra.
Tampil tidak diunggulkan, Rahmat diluar dugaan mampu menjadi yang terbaik di babak grup, di mana ia berhasil mengangkat beban seberat 342 kg, dengan rincian angkatan snatch 152 kg dan clean & jerk 190 kg.
BACA JUGA: Tim Basket Amerika Serikat Akhirnya Raih Kemenangan Perdana di Olimpiade Tokyo 2020
Usai laga, Rahmat bersyukur bisa mempersembahkan medali untuk Indonesia. Kegelisahannya selama ini akhirnya terbayar usai mampu menyumbang medali perunggu untuk kontingen Garuda.
Pemuda berusia 21 tahun ini mengungkapkan, ia termotivasi meraih medali usai rekannya Windy Cantika berhasil merebut medali perunggu di kelas 49 kg putri.
BACA JUGA: Anthony Ginting Melenggang Mulus ke 16 Besar Olimpiade Tokyo
“Sudah sejak (Windy) Cantika meraih medali perunggu saya itu uring-uringan dan tertekan karena saya juga ingin mendapatkan medali.
“Namun, saya tidak bisa berbicara dengan siapa-siapa. Paling ya menenangkan diri sendiri dengan berbicara bahwa saya bisa dan saya mampu,” ungkap Rahmat dalam rilis yang diterima jpnn.com dari NOC.
Tampil di podium ketiga ajang Olimpiade, ambisi pribadinya untuk bisa membanggakan sang ayah, Erwin Abdullah, yang sekarang menjadi pelatihnya.
Rahmat mengingat pesan sang ayah yang menginginkan dirinya menjadi juara Olimpiade karena Erwin Abdullah pernah gagal tampil di ajang empat tahunan ini.
"Saya masih ingat terus kata-kata bapak. ‘Mat, kamu mau merasakan yang belum pernah bapak rasakan di Olimpiade. Soalnya, bapak belum sempat bertanding.’ Itu selalu diulang terus sama bapak akhir-akhir ini,”
"Saat itu, aku bicara begini. Aku mau rasain yang nggak pernah bapak alami, yakni bertanding di Olimpiade. Kini, saya tak cuma melakukannya di Olimpiade 2020 Tokyo, tetapi juga pulang membawa medali,” cerita Rahmat usai pertandingan.
Sang ayah saat itu tidak bisa tampil di Olimpiade Athena tahun 2004 karena dilarang bertanding oleh dokter usai masih mengalami cedera punggung. Alhasil, mimpi itu sekarang dapat diwujudkan sang anak yang berhasil meraih medali di ajang Olimpiade.
Pada pertandingan ini, medali emas berhasil didapat lifter China Shi Zhiyong yang membukukan total angkatan 364 kg dengan rincian snatch 166 kg dan clean & jerk 198 kg, sekaligus menjadi rekor baru Olimpiade.
Sementara perak berhasil diamankan lifter Venezuela Mayora Pernia Julio Ruben dengan total angkatan 345 kg dengan rincian snatch 156kg dan clean & jerk 190kg. (noc/mcr16/jpnn)
Redaktur & Reporter : Muhammad Naufal