LONDON - Merah Putih akhirnya berkibar di arena Olimpiade London 2012. Lifter Eko Yuli Irawan mempersembahkan medali pertama untuk Indonesia dengan meraih perunggu angkat besi kelas 62 kilogram di Excel Arena kemarin dini hari WIB.
----------
NANANG PRIANTO-DITE SURENDRA dari London
----------
Eko membukukan total angkatan 317 kg. Angkatan Eko sama dengan atlet Kolombia Figueroa Mosquera yang merebut perak. Namun, Eko harus puas dengan medali perunggu karena badannya lebih berat 13 gram dari Figueroa. Medali emas direbut lifter Korea Utara Kim Un-guk yang membukukan angkatan 327 kg. Angkatan itu sekaligus memecahkan rekor dunia atas nama Zhang Jie (Tiongkok) dengan 326 kg.
"Kemenangan ini untuk keluarga saya, pelatih, dan semua rakyat Indonesia yang membantu saya dengan doa," kata Eko dengan mata sembab, setelah perlombaan. Ini bukan kali pertama Eko menjadi penyumbang medali pertama bagi Indonesia. Dia juga melakukannya pada Olimpiade Beijing 2008.
Sukses ini disambut Eko dan pelatihnya, Lukman, dengan tangis bahagia di ruang ganti. Sebelumnya, mereka sport jantung saat Zhang Jie melakukan angkatan clean and jerk 178 kg. Kalau Zhang Jie berhasil mengangkat, Eko tidak akan mendapatkan medali.
"Kami bersyukur Eko bisa kembali mempersembahkan medali untuk Indonesia. Setelah Figueroa menyamai angkatan Eko dengan angkatan clean and jerk 177 kg, kami sangat nervous. Beruntung Zhang Jie gagal," kata Lukman.
Menurut Lukman, mental baja menjadi kunci sukses Eko merebut perunggu. Apalagi, Eko sebenarnya tampil dengan menahan sakit di kaki kanan. "Sejak SEA Games lalu, saya mengalami fracture pada tulang kering kaki kanan. Sekuat tenaga saya menahannya agar tidak mengganggu penampilan," ungkap Eko yang meninggalkan arena perlombaan dengan terpincang-pincang.
Eko menjadi yang terbaik kedua pada angkatan snatch dengan 145 kg. Zhang Jie dan Figueroa hanya mampu menangkat 140 kg. Sedangkan Kim Un-guk sudah jauh unggul dengan angkatan 153 kg.
Saat melakukan angkatan clean and jerk, Eko gagal pada kesempatan pertama dengan angkatan 168 kg. "Leher saya terjepit barbel sehingga tidak bisa bernapas," kata Eko.
Beruntung pada kesempatan kedua Eko berhasil melewati tekanan. Pada kesempatan ketiga yang merupakan kesempatan terakhir, dia meminta barbel ditingkatkan menjadi 172 kg. Eko juga mengangkatnya dengan baik. Total angkatan 317 kg adalah catatan terbaik Eko.
"Sebelumnya saya tidak pernah mampu mengangkat seberat ini meski dalam latihan. Saya benar-benar beruntung bisa melakukannya malam ini," katanya. Tahu Eko membukukan angkatan total 317 kg, Figueroa meminta angkatan 177 kg. Sementara Zhang Jie meminta 178 kg. Figueroa dan Zhang Jie harus mengangkat beban itu untuk bisa meraih medali.
Figueroa dua kali gagal mengangkat 177 kg. Namun, pada kesempatan terakhir dia dengan luar biasa mampu melakukannya dengan baik. "Mental Figueroa benar-benar tangguh. Biasanya, lifter yang sudah gagal dua kali sangat sulit melakukan angkatan ketiga. Stamina juga sudah lelah. Mental pun sangat terbebani. Dia benar-benar hebat," puji Lukman.
Sukses merebut perunggu menjadi hadiah sepadan bagi Eko yang beberapa bulan terakhir berlatih keras mempersiapkan diri. Bahkan, dia harus meninggalkan sang istri yang hamil tua. "Mungkin dua minggu lagi istri saya melahirkan. Mungkin anak saya perempuan," ungkap Eko.
Sukses Eko merebut perunggu melanjutkan tradisi medali Olimpiade angkat besi yang diretas sejak 2000 di Sydney, Australia. Dini hari tadi Indonesia berpeluang menambah medali dari angkat besi melalui Triyatno dan Deni yang turun di kelas 69 kg. Di Beijing, Tri sukses meraih perunggu.
"Seharusnya potensi medali angkat besi Indonesia di Olimpiade tidak hanya perunggu. Untuk Olimpiade 2016 (di Rio de Janeiro, Brasil), saya berharap tim sudah terbentuk mulai tahun depan (2013) agar persiapan lebih matang. Harus ada perhatian yang lebih untuk cabang sepotensial angkat besi," harap Lukman. (*/c2/ca)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Barcelona Kontrak Bocah-Bocah Ajaib
Redaktur : Tim Redaksi