RUANG redaksi Jawa Pos yang dipenuhi puluhan siswa didik Mitra Surabaya kemarin sore mendadak bergemuruh. Kehadiran Menteri BUMN Dahlan Iskan di ruangan yang terletak di lantai 4 Graha Pena Surabaya, Jawa Timur, yang menjadi penyebabnya.
Dengan gaya khasnya yang santai dan penuh senyum, Dahlan langsung membaur dengan bocah-bocah serta remaja dari Surabaya dan sekitarnya yang berkumpul di Graha Pena sebagai bagian dari syukuran ulang Mitra Surabaya tersebut. Ada yang disalami, ada yang diajak tos, ada pula yang kepalanya dicium oleh Dahlan yang tercatat sebagai pembina Mitra Surabaya itu.
Tak lama berselang, kehebohan yang sama kembali terjadi saat Evan Dimas Darmono memasuki ruangan. Dahlan pun langsung menggandeng kapten timnas U-19 yang merupakan produk didikan Mitra Surabaya itu untuk naik ke panggung di tengah ruangan.
"Evan ini bukti kalau Mitra Surabaya tak pernah berhenti menelurkan bakat-bakat hebat. Kalian jangan mau kalah, bahkan kalau bisa lebih. Caranya, ya harus latihan keras dan disiplin," ujar Dahlan, disambut aplaus semua yang ada di ruangan.
Evan pun menyampaikan terima kasihnya kepada semua pelatih di Mitra yang telah membimbingnya selama ini. "Juga rekan-rekan yang terus memberi dukungan. Kepada adik-adik, terus semangat ya latihannya," kata pemuda 18 tahun kelahiran Surabaya itu.
Di Mitra, Evan dikenal sebagai sosok yang disiplin. Menurut Ketua Umum Mitra Surabaya Eko Prayogo yang turut menangani Evan sejak si anak didik berusia sepuluh tahun, untuk pemain seusianya di Mitra, Evan selalu tercatat memiliki VO2 max paling bagus.
"Jadi, tak perlu heran kalau sebagai gelandang, mobilitasnya tinggi, turun-naik mengejar bola," kata Eko.
M. Sabaruddin Nasution, pelatih Evan lainnya di Mitra, juga mengenang mantan anak buahnya itu sebagai sosok yang patuh kepada pelatih. "Bakat besarnya sudah tercium sejak kali pertama dia ikut seleksi di klub," kata Sabaruddin.
Selain disiplin, sehari-hari Evan juga dikenal sebagai sosok yang pendiam. "Dia itu memang tidak banyak omong," kata Ana, sang ibu.
Tapi, bukan berarti pemain yang pernah menimba ilmu di Akademi La Masia, Barcelona, itu tak bisa usil. Menurut Ana, ketiga adik Evan "Tirta Bulan Meliana, 12; Hanif Fahturohman, 7; dan Faida Noviana, 2" yang paling sering jadi sasaran.
Hansamu Yama Pranata, bek timnas U-19 yang merupakan rekan sekamar Evan di timnas, juga membenarkan keusilan kawannya tersebut. "Anaknya memang tak banyak omong. Tapi, kalau kadung guyon, wah. Kalau malam nggak bisa tidur, mulai dia usil ke saya. Ada saja akalnya. Misalnya tiba-tiba nyalakan lampu, hehehe," katanya.
Ana hanya berpesan agar popularitas yang diraih Evan setelah memimpin rekan-rekannya menjuarai Piala AFF U-19 tak sampai membuat sang anak besar kepala. "Dia sudah memilih sepak bola sebagai jalan hidup. Sebagai orang tua, kami hanya bisa mendukung," ujar dia. (nap/c11/ttg)
BACA JUGA: Giliran Marquez Kuasai Latihan Bebas Kedua
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hanya 19 Menit, Owi-Butet Tembus Semifinal
Redaktur : Tim Redaksi