Rajin Tebar Pesona, Kans Besar Diusung

Sabtu, 14 April 2012 – 08:48 WIB

JAKARTA - Para kandidat calon gubernur (cagub) Sumut lebih baik mulai terang-terangan melakukan tebar pesona, agar publik lebih mengenal sosoknya. Tebar pesona yang malu-malu tidak akan menguntungkan secara politik. Untuk meraih tingkat popularitas yang tinggi, calon harus terbuka mensosialisasikan diri

Siapa pun yang skor popularitasnya tinggi, maka dia punya kans besar untuk diusung oleh partai.  "Karena partai mana pun akan melihat seberapa besar dukungan rakyat. Hasil survei sangat menentukan. Kalau tak dikenal publik maka hasil survei jeblik," ujar pengamat politik dari Charta Politika, Yunarto Wijaya, kepada JPNN.

Berdasarkan kasus pencalonan pilgub DKI Jakarta, sejumlah kandidat yang telah jauh hari tebar pesona, baik lewat spanduk-spanduk di jalan-jalan strategis maupun rajin berkomentar di media massa, akhirnya bisa terusung oleh partai. Padahal, sebelumnya kandidat tersebut tidak dikenal publik Jakarta.

Ambil contoh Nono Sampono, yang akhirnya digaet Golkar, PPP, PDS, dan sejumlah partai gurem, untuk mendampingi Alex Noerdin. Begitu pun Nachrowi Ramli, yang gencar dari awal tebar pesona, digandeng Fauzi Bowo yang diusung Partai Demokrat.

Selain dua kandidat itu, Djan Farid juga besar-besaran sosialisasi. Namun akhirnya batal ikut maju lantaran politisi PPP itu ditarik Presiden duduk di Kabinet sebagai Menteri Perumahan Rakyat.

Meski demikian, kata Yunarto, selain survei, penentu siapa yang akan diusung partai, adalah pimpinan partai tersebut. "Faktor subyektifitas pimpinan partai juga menentukan," ujarnya.

Karenanya, aksi tebar pesona juga harus dibarengi dengan aksi lobi-lobi. (sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Husni Kamil jadi Ketua KPU 2012-2017


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler