Raker dengan Baleg DPR, Menpora Amali Paparkan Grand Design Keolahragaan Nasional

Jumat, 02 April 2021 – 12:32 WIB
Grand Design atau Desain Besar Keolahragaan Nasional yang tengah dirancang Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Zainudin Amali mendapat dukungan dari Badan Legislasi (Baleg) Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI). Foto:raiky/kemenpora.go.id

jpnn.com, JAKARTA - Menpora Zainudin Amali telah menyelesaikan Rapat Kerja dengan Badan Legislasi (Baleg) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis, (1/4).

Desain besar (grand design) keolahragaan nasional menjadi salah satu yang disampaikan dalam rapat kerja tersebut.

BACA JUGA: Grand Design Keolahragaan Nasional Diterima Presiden, Menpora Amali Bergerak

Paparan itu ditujukan untuk makin memantapkan pengharmonisasian, pembulatan konsep RUU tentang perubahan atas UU Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional. 

Menurut Amali, sasaran utama dari desain besar itu ialah sukses prestasi di Olimpiade.

BACA JUGA: Kapolda Lampung: Kami Akan Kejar Sampai ke Lubang Kecil Sekalipun

Karena itu, Kemenpora melakukan finalisasi grand design tersebut.

"Grand design ini sudah diputuskan dalam rapat terbatas tanggal 15 Maret yang lalu dan juga sudah dilaporkan ke Komisi X DPR RI. Maka sangat pantas apabila dilaporkan kepada Badan Legislasi DPR RI. Karena ini akan mewarnai pembahasan undang-undang ini," katanya.

BACA JUGA: Pamit ke Istri Antar Penumpang, Evan 11 Hari Tak Pulang, Ternyata Nginap di Rumah Mama Muda

Menurutnya, grand design olahraga nasional berawal dari arahan Presiden Joko Widodo pada peringatan Hornas ke-37.

Saat itu Presiden memang meminta kepada Kemenpora untuk melakukan review total terhadap rancangan atau ekosistem olahraga nasional dan tata kelola pembinaan atlet sehingga bisa berprestasi.

"Hal ini yang menjadi dasar kami sehingga kami membuat desain besar tentang olahraga nasional," ucapnya.

Lebih lanjut, Menpora mengutip salah satu guru besar asal Amerika Serikat Anders Ericsson yang menyebutkan bahwa tidak ada jalan pintas dalam meraih prestasi.

Paling tidak, dibutuhkan minimal 10 tahun untuk meraih prestasi atau setara dengan 10.000 jam latihan untuk mengantarkan atlet menuju podium internasional.

Pembinaan atlet jangka panjang akan menghasilkan atlet dunia. Namun menurutnya, selama ini  pola pembinaan atlet Indonesia tidak seperti itu. Pola pembinaan atlet Indonesia adalah by accident bukan by design.

"Kita menemukan juara tetapi setelah dia selesai tidak ada lagi. Karena itu di dalam grand design olahraga nasional  ini, mindset akan diubah bahwa olahraga itu investasi negara.”

BACA JUGA: Penjambret Tas Mahasiswi Ini Keok Ditabrak Korban, Tersungkur di Aspal, Diamuk Massa

“Tujuannya, untuk pembangunan sumber daya manusia dan dia pasti dapat mengangkat harkat dan martabat bangsa di tingkat internasional," tegas Amali. (dkk/ikl)


Redaktur & Reporter : Muhammad Amjad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler