Rakyat Menuntut Pembalasan, Komandan India Malah Berunding dengan Tiongkok

Selasa, 23 Juni 2020 – 06:56 WIB
Sebuah foto satelit diambil di atas Lembah Galwan, wilayah yang diperebutkan India dan Tiongkok. Foto: REUTERS/PLANET LABS INC

jpnn.com, NEW DELHI - Komandan militer India dan Tiongkok telah bertemu pada Senin (22/6) untuk mencoba meredakan ketegangan di perbatasan Himalaya yang disengketakan.

India mengatakan 20 tentaranya tewas dalam bentrokan dengan pasukan Tiongkok di Himalaya barat pada 15 Juni 2020. Tentara bertempur dengan batu, batang logam, dan tongkat kayu di Lembah Galwan setelah kebuntuan selama seminggu.

BACA JUGA: India Capai Rekor Baru Kasus Penambahan Covid-19 dalam Sehari

n yang merupakan perbatasan de facto yang membagi wilayah Ladakh di India dan Aksai Chin yang dikuasai Tiongkok.

Sumber di pemerintahan India menyebutkan, pertemuan berlangsung beberapa jam. Pihak India mendorong Tiongkok untuk menarik pasukannya kembali ke tempat mereka pada April

BACA JUGA: Tak Mau Terlihat Cemen, India Klaim Bantai 40 Tentara Tiongkok

Tiongkok, dalam putaran pembicaraan sebelumnya, telah meminta India untuk menghentikan semua pekerjaan konstruksi di wilayah yang dikatakannya sebagai bagiannya.

Tiongkok belum mengungkapkan berapa banyak korban yang dideritanya, meskipun seorang menteri India mengatakan sekitar 40 tentara Tiongkok mungkin telah terbunuh.

BACA JUGA: Konflik India Vs Tiongkok, Xi Jinping Jadi Bulan-bulanan Netizen

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Zhao Lijian mengatakan pada sebuah pengarahan di Beijing, Senin, bahwa kedua pihak dalam komunikasi melalui saluran diplomatik dan militer.

Banyak orang di India telah menyerukan pemerintah nasionalis Perdana Menteri Narendra Modi untuk menunjukkan negara itu tidak dapat diganggu, mengingat penghinaan yang dialami Delhi dalam perang perbatasan melawan Beijing pada 1962.

Anggota badan pedagang India membakar barang-barang Tiongkok di sebuah pasar di New Delhi dan mendorong boikot produk nasional yang dibuat di Tiongkok.

Konfederasi Semua Pedagang India (CAIT), yang mewakili sekitar 70 juta pedagang, telah meminta pemerintah federal dan negara bagian untuk mendukung boikot barang-barang Tiongkok dan membatalkan kontrak pemerintah yang diberikan kepada perusahaan-perusahaan Tiongkok.

"Seluruh negara dipenuhi dengan kemarahan dan intensitas yang ekstrem untuk memberikan tanggapan yang kuat dan tepat kepada Tiongkok, tidak hanya secara militer tetapi juga secara ekonomi," tulis Sekretaris Jenderal Nasional CAIT Praveen Khandelwal dalam sebuah surat kepada kepala menteri dari beberapa negara bagian India.

Di Maharashtra yang makmur, pemerintah mengatakan sedang menunda tiga rencana investasi, termasuk dari Great Wall Motor Co.

"Dalam lingkungan saat ini kami akan menunggu pemerintah federal untuk mengumumkan kebijakan yang jelas mengenai proyek-proyek ini," kata menteri industri Subhash Desai.

Tiongkok adalah mitra dagang terbesar kedua India, dengan perdagangan bilateral senilai 87 miliar dolar AS (sekitar Rp1.239 triliun) pada tahun fiskal yang berakhir pada Maret 2019.

Pemimpin redaksi surat kabar Global Times Tiongkok memperingatkan bahwa "nasionalis India perlu tenang".

"PDB Tiongkok lima kali lipat dari India, belanja militernya tiga kali (lipat lebih banyak)," kata editor Global Times, Hu Xijin dalam sebuah unggahan di Twitter. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler