Ramadan Datang, Jabatan Dua Menteri Ini Terancam

Senin, 30 Mei 2016 – 06:35 WIB
Thomas Lembong. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Dua anggota Kabinet Kerja jadi sorotan jelang bulan suci Ramadhan. Keduanya dinilai punya peran paling besar dalam memastikan harga kebutuhan pokok saat Ramadhan tetap stabil.

Mereka adalah Menteri Perdagangan Thomas Lembong dan Menteri Pertanian Amran Sulaiman. Banyak pihak berpendapat dua menteri dari kalangan profesional itu layak diganti bila gagal menjalankan tugas.

BACA JUGA: Sesaat..Rakernas PAN Seperti Konser Artis Papan Atas

Menurut Wakil Ketua Komisi IV Daniel Johan, performa Menteri Amran di bulan suci sewajarnya dijadikan bahan penilaian oleh Presiden Joko Widodo. Pasalnya, dia berkewajiban mempersiapkan pasokan bahan makanan. "Bulan Puasa bagian dari ujian dari mentan, jadi bahan evaluasi. Kinerjanya mumpuni atau enggak," ujar Daniel, Minggu (29/5).

Johan mengaku sedikit pesimistis menteri pertanian bisa menjalankan tugasnya dengan baik. Pasalnya, performa Amran sejauh ini tidak menunjukkan sinyal positif.

BACA JUGA: IPW: Komjen BG Solusi Terbaik

Politikus PKB ini mengatakan, Amran selama ini selalu mengatakan harga pangan di bulan puasa akan terkendali. Nyatanya, harga sekarang sudah naik "Perkataan dan realita di lapangan tak sesuai. Ini tidak sinkron. Entah datanya ngaco, atau memang pelaksanaan kebijakan tidak jalan," tegasnya.

Terpisah, Wakil Ketua Fraksi NasDem Irma Suryani Chaniago mengatakan, Menteri Perdagangan (Mendag) Thomas Lembong layak disalahkan atas meroketnya harga daging yang terjadi sejak beberapa pekan belakangan. "Rakyat menghujat presiden seolah-olah presiden tidak mampu. Padahal presiden sudah meminta Rp 80 ribu untuk harga daging menjelang puasa. Bisa nggak tuh Menteri Perdagangan. Kalau tidak bisa ganti saja menterinya," tegas Irma saat dihubungi kemarin.

BACA JUGA: Tiga Saran YLKI Untuk Atasi Kemacetan Arus Mudik

Menurut Irma, harga daging di negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura bisa di bawah Rp 60 ribu per kilogram. Padahal, kedua negara itu juga pengimpor daging. "Kenapa kita tidak bisa, kan sama-sama impor. Kalau tidak bisa Rp 80 ribu artinya menterinya tidak kompeten dong," tuturnya.

Anggota Komisi IX DPR RI ini mengakui, ada permainan para mafia daging yang ikut mempengaruhi kenaikan harga menjelang puasa dan lebaran. Di sini, ia meminta peran pemerintah terutama Kemendag untuk  menghentikan permainan para mafia tersebut.  "Harusnya Kemendag bisa memotong kegiatan para mafia daging ini," tegasnya. 

Ketua DPP PDI Perjuangan Syukur Nababan juga ikut menyoroti kinerja Menteri Amran dan Lembong. Menurutnya, kedua anggota pembantu Presiden Jokowi itu tidak maksimal mengantisipasi terjadinya lonjakan harga bahan pokok jelang bukan Ramadan.

“Kinerja Mendag dan Mentan masih lemah dalam menjaga stabilitas harga pangan jelang bulan puasa dan hari raya idul Fitri 2016. Harga sejumlah bahan pangan melonjak tinggi," kata Syukur kepada wartawan di Jakarta, Minggu (29/5).

Menurutnya, kenaikan harga pangan seperti bawang merah dan lainnya terus terjadi setiap tahun. Seharusnya, dua kementerian tersebut bisa memprediksi dan menyiapkan langkah antisipasi.

Karena itulah, dia menyayangkan bila dalam momen puasa dan lebaran tahun ini, kenaikan harga sembako kembali terjadi seperti tahun-tahun sebelumnya. “Kalau tiap tahun naik dan tidak bisa dikendalikan pemerintah, di mana negara hadir. Semua harus diperhitungkan, dicarikan solusi. Kejadian ini bukan force major, tapi kejadian berulang yang seharusnya bisa diantisipasi," ujarnya. (dli/dil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Rencana Kemenhub Terapkan Denda di Rest Area, YLKI: Itu Pungli!!


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler