Ramadan Tak Halangi Komunitas Ini Untuk Terus Cintai Lingkungan

Jumat, 29 Maret 2024 – 19:39 WIB
Komunitas Gemestta melakukan aksi penanaman tanaman. Dok: source for JPNN.

jpnn.com, BOGOR - Ada banyak hal dilakukan untuk berbuat kebaikan di bulan puasa, salah satunya adalah program peduli lingkungan yang digagas Komunitas Gerakan Semesta Kita (Gemestta).

Cuaca panas pada Jumat (29/3) tidak menghalangi mereka menanam pohon bambu sebagai upaya pelestarian alam di Kawasan Babakan Raden, Cariu, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

BACA JUGA: Rangkul Anak-Anak Pemulung, Akulaku & BAZNAS RI Berbagi Berkah Ramadan

"Penanaman pohon ini salah satu program kami untuk berkontribusi nyata dalam upaya menjaga lingkungan hidup. Gemestta memiliki program-program yang terus akan dilakukan untuk kebaikan bagi bumi," ujar Ketua Komunitas Gerakan Semesta Kita Arif Maulana Nurbani dalam siaran persnya, Jumat (29/3).

Berkolaborasi dengan sejumlah tokoh muda seperti Founder Asian Disaster Management & Civil Protection Expo & Conference Andrian Cader dan pendiri komunitas Langit Biru Pertiwi Nadia Mulya, Gemestta coba terus memberikan kontribusi nyata dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan.

BACA JUGA: Bulan Ramadan, CCEP Indonesia Berkolaborasi dengan 15 Pesantren di Indonesia

Bani berharap, ke depannya akan terus berkolaborasi dengan beberapa pihak untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berdampak langsung terhadap isu lingkungan dan kemanusiaan.

"Kami ingin lebih banyak lagi mengajak anak muda untuk bergerak aktif bersama menjaga bumi dan lebih peduli terhadap lingkungan," ujar Bani.

Sementara itu, pendiri komunitas Langit Biru Pertiwi Nadia Mulya mengaku resah seiring mencuatnya isu perubahan iklim belakangan ini. Isu tersebut, lanjut Nadia, menjadi alasan bagi dirinya ingin tetap berkontribusi melakukan penanaman pohon bambu meskipun sedang berpuasa di bulan suci Ramadan.

BACA JUGA: Kimia Farma Berbagi di Bulan Ramadan dengan 800 Anak Yatim dan Duafa

"Bambu memiliki kemampuan yang signifikan dalam menyerap karbon dioksida dari atmosfer selama pertumbuhannya. Dengan memanfaatkan bambu sebagai bahan bangunan atau dalam kegiatan penanaman, kita dapat membantu memerangi perubahan iklim dengan mengurangi jumlah karbon dioksida yang terperangkap di atmosfer," ujar Nadia.

Sadar tidak bisa sendirian, Nadia mengapresiasi kampanye hijau yang diinisiasi oleh Gemestta dalam upaya menghambat laju perubahan iklim.

Menurutnya, semua elemen bangsa harus bergerak bersama agar bumi makin asri untuk dihuni dan menghindari bencana alam.

"Saya yakin laju perubahan iklim dapat kita hambat," harap Nadia.

Harapan serupa diungkapkan founder Asian Disaster Management & Civil Protection Expo & Conference Andrian Cader.

Dirinya menyampaikan kampanye hijau digagas gemestta merupakan bukti nyata komitmen menjaga keberlangsungan bumi.

"Keterlibatan multipihak menjadi salah satu elemen penting dalam upaya lebih peduli terhadap lingkungan dan pengurangan resiko bencana," ujarnya.

Lebih dari itu, dibutuhkan kesadaran kolektif dan disiplin bersama antara masyarakat dan pemerintah untuk menjaga kelestarian lingkungan.

Dia menilai, dengan kerja sama antar pemerintah, komunitas dan relawan serta dukungan masyarakat luas. tidak hanya lebih bersih, tapi juga menjadi contoh nyata masyarakat di Indonesia.

"Saya yakin praktik seperti ini jika terus dilakukan resiliensi berkelanjutan, yang digaungkan pemerintah Indonesia dapat terwujud kedepannya, mari kita jaga alam semesta ini bersama - sama," pungkasnya. (cuy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemitraan Unik Octa untuk Ramadan Tahun Lalu, Sesuatu yang Harus Dipupuk


Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler