jpnn.com, JAKARTA - Rupiah hari ini ditutup anjlok 22 poin akibat dua faktor yang diramalkan bakal menimbulkan sentimen negatif.
Kurs rupiah terhadap USD Jumat sore (3/12) merosot 0,15 persen ke posisi Rp 14.420 per USD dibandingkan posisi sebelumnya Rp 14.398 per USD.
BACA JUGA: BMKG Sampaikan Ramalan Cuaca Periode Nataru, Semua Wajib Waspada
Analis DC Futures Lukman Leong menyatakan nilai tukar rupiah masih dibayangi sentimen kekhawatiran terhadap varian Omicron dan percepatan tapering bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (Fed).
"Pelemahan rupiah dipengaruhi sentimen varian Omicron, terutama setelah kasus Covid-19 di Afrika Selatan naik sejak Omicron terdeteksi di sana," kata saat dihubungi di Jakarta, Jumat.
BACA JUGA: Waspada! Ramalan Cuaca BMKG Hari Ini: Hujan Lebat, hingga Angin Kencang
Lukman menilai terkait tapering The Fed, hal itu tergantung pada data ketenagakerjaan nonpertanian AS atau Non Farm Payroll (NFP) yang akan dirilis malam ini.
"Untuk sikap The Fed yang hawkish akan tergantung pada data NFP malam ini, yang bisa memastikan arah kebijakan The Fed ke depan," ujar Lukman.
Dari dalam negeri, lanjut Lukman, belum ada sentimen positif yang bisa menahan pelemahan rupiah sepanjang pekan ini.
"Saya kira faktor eksternal sangat dominan saat ini. Terutama Omicron yang dikhawatirkan bukan hanya menyebabkan gelombang, namun tsunami Covid-19 yang bisa menyebabkan lockdown global," kata Lukman. (antara/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : Elvi Robia