jpnn.com - SURABAYA - Penjinak bom punya peran superpenting. Di medan-medan yang berbahaya untuk dijangkau secara fisik, robot siap mengambil risiko agar tidak jatuh korban manusia.
Mahasiswa UK Petra merancang sebuah robot untuk kondisi berbahaya seperti itu. Dia adalah Henry Sanjaya. Robot ala Henry berbentuk sebuah tangan virtual yang bernama Arm Robot.
Henry terinspirasi saat menonton film berjudulScience Fiction. Pada film itu ada adegan sang profesor meneliti sebuah barang. Tidak diketahui apakah berbahaya atau tidak. "Akhirnya, profesor itu melihat dari kaca dan membuka lewat tangan robot yang dikendalikan," imbuh Henry.
Remaja kelahiran Malang, 12 Agustus 1992, itu tertarik merancang tangan robot Sebab, ia mampu menyelamatkan banyak orang. Misalnya, menjinakkan bom atau memperbaiki pipa bocor di pabrik kimia yang sangat berbahaya.
Robot untuk karya tugas akhir itu terdiri atas dua bagian. Pertama, sarung tangan yang menutupi telapak tangan hingga bahu. Kedua, robot berupa tangan. Pada sarung tangan terdapat empat sensor yang terpasang di pergelangan dan siku. Dua sensor lain berada di bahu. Fungsinya, tangan virtual tersebut dapat membaca gerakan tangan.
Cara memakainya, pengguna perlu mengenakan sarung tangan tersebut. Kemudian, kabel-kabel antara robot dan sarung tangan disambungkan. Setelah itu, gerakkan tangan ke arah mana pun, armrobot akan mengikuti gerakan dengan lincah.
"Sayangnya, robotnya belum punya jari. Masih pakai kabel," ucap Henry saat diwawancarai di Universitas Petra kemarin (12/12). Jangkauannya pun masih terbatas. Maksimal jarak pemakai danarm robot sekitar 2 meter. Henry ingin menyempurnakannya dengan wireless agar tangan tersebut dapat dikendalikan dari jarak jauh. Begitu pula jarinya. Dia ingin arm robot dapat meraih dan memegang barang. (der/c6/roz)
BACA JUGA: Sony PlayStation 4 Rilis di Tiongkok Bulan Depan
BACA ARTIKEL LAINNYA... Youtube Dapat Diputar tanpa Koneksi Internet di Smartphone
Redaktur : Tim Redaksi