Ratu Tisha Sebut Torehkan 5 Prestasi Ini Selama jadi Sekjen PSSI

Senin, 13 April 2020 – 19:50 WIB
Sekjen PSSI Ratu Tisha Destria yang telah mengundurkan diri. Foto: Amjad/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Ratu Tisha Destria sudah mundur dari kursi Sekjen PSSI. Ada banyak hal yang menurutnya sudah dilakukan dan dia berharap perjuangan yang sudah dijalaninya tak berakhir begitu saja. Apa saja hal tersebut? Berikut JPNN merangkumnya dari pernyataan Ratu Tisha.

1. Bersama-sama kami telah memeriahkan kursus kepelatihan dan perwasitan di berbagai provinsi

BACA JUGA: Pencuri Ribuan Masker yang akan Dibagi untuk Warga Akhirnya Ditangkap, nih Tampangnya

Di era kepemimpinan Edy Rahmayadi, PSSI memang fokus untuk menggelar pelatihan, baik yang digelar oleh pusat maupun oleh provinsi. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya kursus Lisensi AFC Pro Liensi A, B, C, dan D. Total pelatih yang telah mengikuti kepelatihan ini mencapai 4.000 lebih pelatih. Demikian juga dengan kursus wasit.

Sekadar contoh, di 2019, di era sisa periode Edy dan awal kepengurusan M Iriawan, PSSI telah menggelar 24 kali kursus wasit dan menghasilkan ratusan wasit profesional, baik C1, C2 maupun C3, totalnya mencapai 1028 orang. Kemudian, untuk wasit FIFA pada periode 2018-2020 yang dihasilkan oleh PSSI ialah delapan wasit dan 11 asisten wasit.

BACA JUGA: Ratu Tisha Mengundurkan Diri dari Kursi Sekjen PSSI

Tak hanya itu, PSSI juga menghasilkan Referee Project Future U-25 dengan menelurkan 27 wasit muda di 2018 dan 40 wasit muda di 2019. Total wasit muda U-25, yang kini dimiliki PSSI mencapai 67 wasit.

2. Memutar rantai kompetisi Amatir dan Elit Usia Muda

BACA JUGA: Bandel, Dua Panti Pijat Ini Langsung Digerebek

Terakhir di 2019, PSSI memang getol memutar kompetisi usia muda. Ada tiga kompetisi kelompok umur yang bersinergi dengan klub Liga 1, yakni Liga U-16, Liga U-18 dan Liga U-20. Sementara dengan Asprov, PSSI memutar Piala Soeratin untuk jenjang U-13, U-15 dan U-17. Elite Pro Academy, menjadi nama baru kompetisi usia muda yang digagas oleh PSSI saat itu.

3.Membangun kerjasama dengan federasi kelas dunia dan menghidupkan lini usaha kreatif

PSSI pernah bekerja sama untuk mendatangkan instruktur wasit dari Jepang, kemudian bekerja sama untuk mendatangkan negara-negara top dunia ke Indonesia, meskipun harus menanggung biaya mereka yang besar.

4. Mengibarkan sepak bola putri

Kompetisi Liga 1 putri diputar kali pertama pada 2019. Meskipun ini merupakan ide dari Exco PSSI karena melihat Kemenpora dan pemerintah getol menggelar kompetisi putri U-17 dan U-15, PSSI akhirnya bergerak dengan memutar kompetisi kasta tertinggi profesional pertama untuk sepak bola putri.

Sebelumnya, konsen untuk sepak bola putri sejak 2014-2018 lebih digerakkan oleh kelompok penggiat sepak bola putri. Salah satunya ialah Kaukus Anak Gawang (KAG) yang menggelar beberapa turnamen dan women footbal camp. Andai bersinergi dengan kelompok ini, membesarkan kompetisi putri adalah keniscayaan.

5. Terpilihnya Indonesia sebagai Tuan Rumah Piala Dunia U-20.

Indonesia berhasil memenangkan bidding tuan rumah Piala Dunia U-20 2021. Meskipun sampai hari ini belum ditentukan enam kota dan stadion yang jadi tuan rumah, andil Ratu Tisha juga ada. Walaupun tidak begitu besar, karena 90 persen kunci keberhasilan Indonesia jadi tuan rumah ialah surat dukungan dan jaminan support yang ditandatangani langsung oleh Presiden RI Joko Widodo.

Setelah Tisha mundur, kini yang menjadi tugas berat dari PSSI ialah menemukan penggantinya. Sejatinya, di bawah Tisha ada Wakil Sekjen yang ditunjuk langsung oleh M Iriawan.

BACA JUGA: Pelni Terpaksa Labuhkan KM Kelud karena Seorang Awak PDP COVID-19

Sosok tersebut merupakan adik iparnya, Ira Puspita. Mungkinkah karena hubungan kekeluargaan itu M Iriawan akan menaikkan jabatan Ira, atau justru pria yang karib disapa Iwan Bule itu akan memilih Sekjen dari kalangan profesional yang sejalan dengan visinya? (dkk/jpnn)


Redaktur & Reporter : Muhammad Amjad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler