jpnn.com, TASIKMALAYA - Gempa 6,9 skala richter Jumat tengah malam (15/12) sampai Sabtu dini hari (16/12) menyebabkan ratusan bangunan di Tasikmalaya, Jabar, rusak parah.
Mulai rumah warga, gedung swasta dan pemerintah, fasilitas umum, sampai sarana pendidikan.
BACA JUGA: 3 Gempa Waktu Berdekatan, 10 Kabupaten Terguncang
Maman, 62, salah seorang warga Desa Tamanjaya, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya masih ingat betul bagaimana gempa yang berpusat 11 kilometer sebelah barat daya Kabupaten Tasikmalaya itu menggoyang tempat tinggalnya.
Tepat tengah malam, Maman terperajat begitu mendengar suara keras. ”Brakkkk, saya langsung bangun,” ungkap dia ditemui Jawa Pos usai menunaikan ibadah salat magrib kemarin malam.
Suara tersebut disusul jeritan histeris warga Desa Tamanjaya. ”Istighfar semua, teriak ya Allah, ya Allah,” tutur Maman berusaha menirukan jeritan warga.
Begitu keluar rumah, dia sadar tengah terjadi gempa bumi dengan kekuatan besar. Masjid As Syuhada yang terletak tidak jauh dari tempat tinggalnya bergoyang. Bagian atap sudah tidak tampak.
Selain gelap, bagian itu hancur lantaran tidak kuat menahan goncangan. Suara keras yang membangunkan Maman pun bersumber dari sana.
Gempa kemarin memang bukan yang pertama bagi Maman, sebelumnya dia juga sempat merasakan goncangan serupa delapan tahun lalu. Tapi, tidak sebesar yang dia rasakan dua hari lalu. ”Goyangnya kerasa sekali,” ujarnya.
Di Kota Tasikmalaya, Tamansari memang menjadi salah satu lokasi terdampak gempa cukup parah. Selain Masjid As Syuhada rumah-rumah warga pun turut terdampak. Demikian pula fasilitas pendidikan.
Salah satunya gedung SMKN 3 Tasikmalaya. Tidak kurang empat ruang belajar di sekolah tersebut hancur.
Menurut keterangan Maptuh yang mejabat sebagai kepala SMKN 3 Tasikmalaya, dirinya mendapat laporan dari penjaga sekolah tidak lama setelah gempa pertama terasa.
Saking kerasnya, bunyi benturan atap dan lantai di ruang belajar sekolah itu terdengar sampai pemukiman warga. ”Saya dapat laporan, langsung cek ke sekolah,” imbuhnya.
Begitu melihat dampak gempa menghancurkan empat ruang belajar, Maptuh langsung melapor kepada pimpinannya.
Meski rusak parah, dia mengaku lega lantaran tidak ada korban. Baik meninggal dunia maupun luka-luka. ”Semua penjaga sekolah sedang istirahat saat kejadian,” ungkapnya.
Bebannya juga terasa lebih ringan lantaran gempa terjadi tepat sehari setelah pembagian rapor. Sehingga kerusakan empat ruang belajar tidak akan menggangu proses belajar mengajar.
Sampai semester baru tiba, Maptuh dan jajarannya punya waktu sekitar dua pekan untuk memperbaiki empat ruang belajar tersebut. Agar tidak telat, laporan lisan yang dia sampaikan kepada atasannya kemarin akan ditindaklanjuti dengan laporan resmi Senin (18/12).
Dia berharap renovasi empat ruang belajar itu segera dilaksanakan. Sebab, seluruhnya penting untuk menunjang proses belajar mengajar.
”Mudah-mudahan perbaikannya sudah selesai sebelum semester depan mulai,” harapnya.
Berdasar informasi yang diterima Jawa Pos, SMKN 3 Tasikmalaya bukan satu-satunya sarana pendidikan yang rusak pasca diguncang gempa. Setidaknya 28 sekolah lain di Kota Tasikmalaya, Kabupaten Tasikmalaya, dan Kabupaten Garut juga turut terdampak.
Kerusakannya bervariasi, mulai rusak ringan sampai rusak berat. Ditemui di SMKN 3 Tasikmalaya, Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP Adi Nugraha menyampaikan bahwa, sekolah tersebut termasuk salah satu yang rusak parah.
Namun demikian, Adi ikut lega lantaran tidak ada korban akibat ambruknya empat ruang belajar di sekolah tersebut.
Berdasar data yang dia terima, kerusakan akibat gempa di wilayahnya memang cukup tinggi. Tapi, dia memastikan tidak ada korban jiwa.
”Hanya ada tujuh orang luka-luka. Itu pun sudah dirujuk ke RSUD (Dokter Soekardjo). Sudah ditindaklanjuti semua,” ujarnya.
Saat ini, dia sudah mengerahkan anak buahnya untuk berjaga di lokasi-lokasi yang terdampak gempa.
Tujuannya tidak lain guna memastikan seluruh lokasi tersebut aman. ”Begitu kejadian, kami patroli sambil lakukan pengecekan bangunan yang rusak,” ungkap perwira menangah Polri itu.
Adi mengimbau masyarakat di wilayahnya tetap waspada. Sebab, bukan tidak mungkin kembali terjadi gempa susulan.
Tidak menutup kemungkinan pula ada yang berniat usil kepada mereka. ”Masyarakat yang meninggalkan rumah diharap mengamankan barang berharga,” pinta dia.
Sementara itu, gedung pemerintahan yang turut terdampak gempa dua hari lalu adalah Kantor Bupati Tasikmalaya di wilayah Kelurahan Sukaasih, Kecamatan Singaparna.
Berdasar pantauan Jawa Pos, atap gedung tiga lantai itu porak poranda. Nyaris seluruh bagian di sayap kanan lantai tiga gedung tersebut rusak.
”Yang rusak ruang staf ahli bupati, ruang perpustakaan, dan atap,” kata Kasubbag Rumah Tangga Setda Pemkab Tasikmalaya Asep Abdul Rohman.
Pria yang akrab dipanggil Asep itu menyampaikan bahwa baru kali ini Kantor Bupati Tasikmalaya rusak parah.
Beruntung, kerusakan tidak sampai membuat pegawai maupun petugas yang berjaga terluka. Dia pun menegaskan, pelayanan kepada masayarakat tidak akan terganggu.
”Senin (sisa bangunan yang roboh) sudah rapi semua,” ucap dia. Sedangkan renovasi menunggu keputusan pejabat teras di Kabupaten Tasikmalaya.
Selain Kantor Bupati Tasikmalaya, Gedung DPRD Kabupaten Tasikmalaya juga turut terdampak. Beberapa bagian dinding bangunan tersebut retak. Kerusakan juga tampak pada bagian atap. Tapi, kerusakan tidak lebih parah dari Kantor Bupati Tasikmalaya.
Belum bisa dipastikan berapa besar kerugian akibat kerusakan tersebut. Sebab, penghitungan secara menyeluruh belum dilakukan. Yang pasti, perlu waktu untuk memperbaiki kedua bangunan itu. (syn/)
Redaktur & Reporter : Soetomo