jpnn.com, JAKARTA - Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyebut massa perusuh pada 21 - 22 Mei 2019, melakukan penyerangan dengan menggunakan barang yang mematikan, satu di antaranya yakni bom molotov. Menurut Tito, bom molotov yang dilempar massa perusuh membahayakan petugas kepolisian yang berjaga saat aksi.
"Sampai akhirnya jam 23.30 WIB, mulai ada peristiwa langsung. Tanpa ba-bi-bu, menyerang dengan senjata mematikan bom molotov itu kalau kena kepala, helm pecah, minyaknya turun ke bawah, meninggal orang," kata Tito ditemui di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Selasa (28/5) ini.
BACA JUGA: Teka - Teki Aktor di Belakang Tersangka Eks Danjen Kopassus Soenarko
Atas penyerangan yang dilakukan massa perusuh, setidaknya sebanyak 237 anggota kepolisian mengalami luka. Sebanyak 200 di antaranya, menjalani rawat jalan.
"Anggota kami pun yang kena luka, itu lebih kurang 237 orang, sampai hari ini, sampai sembilan orang di RS Polri," ucap mantan Kapolda Metro Jaya.
BACA JUGA: Dijenguk Utusan Jokowi, Polisi Korban Kerusuhan 22 Mei Ada yang Minta Sepeda
Menurut dia, petugas kepolisian yang dirawat di RS Polri, menderita sakit pada bagian gigi. Petugas yang dirawat juga terluka pada bagian tangannya.
"Ada yang pecah atau rontok giginya, ada yang tangannya lepas dari engselnya, ada,” ungkap dia.
BACA JUGA: Jadi Target Pembunuh Bayaran, Moeldoko: Berarti Saya Orang Hebat dong
Sementara itu, data Dinas Kesehatan Pemprov DKI Jakarta per 24 Mei, delapan orang meninggal dan 905 orang mengalami luka setelah kerusuhan pecah di area sekitar kantor Bawaslu pada 21 - 22 Mei 2019.
Korban terbanyak 20-29 tahun yang berjumlah 360 orang. Jumlah itu mencapai 40 persen dari total korban.(mg10/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Berkaca Kerusuhan 22 Mei, Polisi Tidak Izinkan Aksi Lanjutan di Bawaslu
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan