SEMARANG - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan menanggapi santai kerugian dari penerapan sistem e-ticketing yang diterapkan PT Kereta Api Indonesia (KAI) Persero. Menurutnya kerugian yang dialami oleh KAI masih terbilang wajar.
"Yang namanya dagang itu ada untung ada rugi, yang jelas harus terus diupayakan perbaikan," tutur Dahlan usai menerima gelar kehormatan dari IAIN Walisongo, Semarang, Jawa Tengah, Senin (7/6).
Bekas dirut PLN ini mengakui bahwa saat ini transportasi massal pimpinan Ignasius Jonan itu masih memiliki beberapa kelemahan. Sementara, mengenai hilangnya kartu single trip (sekali jalan), dinilai Dahlan terjadi karena penumpang di Indonesia belum memiliki kesadaran untuk tertib.
"Karena kita memang punya kelemahan, stasiun kita ini banyak jalan tikusnya, beda sama di luar negeri. Kalau di luar negeri itu keluar ya lewat pintu keluar, masuk ya lewat pintu masuk," terang dia.
Seperti diketahui, tiket elektronik (e-ticketing) telah sepekan diterapkan PT KAI di stasiun-stasiun. Lonjakan penumpang pun tak dapat dihindari. Sejak tanggal 1 Juli jumlah penumpang hingga 10-20 persen setiap harinya.
Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia Ignasius Jonan mencatat sebanyak 700 ribu kartu single trip (sekali jalan) hilang atau tidak dikembalikan penumpang dari 1,1 juta kartu yang tersedia.
"Yang menarik, 1,1 juta kartu Single Trip sekarang sisa 400 ribu. 700 Ribu lebihnya hilang. Hampir semua stasiun kehilangan kartu," papar Jonan saat konferensi pers di ruang rapat Stasiun Gambir, Minggu (7/7).
Menurutnya, penumpang yang tak mengembalikan kartu itu kemungkinan tidak melewati gate (pintu) keluar sebagaimana mestinya. Mereka sudah terbiasa keluar melalui jalur rel atau pun pintu tikus dengan alasan jalan raya lebih dekat.
"Mereka nggak mau muter. Ya kalau nggak mau muter, jangan naik kereta. Jadi kartu itu hilang, mungkin buat suvenir. Naik 1 beli 3 kartu. Kan bisa. Nanti dibuat gantungan kunci segala macam. Nah, ini banyak urusan kalau sampai kartunya habis," pungkas Jonan. (chi/jpnn)
"Yang namanya dagang itu ada untung ada rugi, yang jelas harus terus diupayakan perbaikan," tutur Dahlan usai menerima gelar kehormatan dari IAIN Walisongo, Semarang, Jawa Tengah, Senin (7/6).
Bekas dirut PLN ini mengakui bahwa saat ini transportasi massal pimpinan Ignasius Jonan itu masih memiliki beberapa kelemahan. Sementara, mengenai hilangnya kartu single trip (sekali jalan), dinilai Dahlan terjadi karena penumpang di Indonesia belum memiliki kesadaran untuk tertib.
"Karena kita memang punya kelemahan, stasiun kita ini banyak jalan tikusnya, beda sama di luar negeri. Kalau di luar negeri itu keluar ya lewat pintu keluar, masuk ya lewat pintu masuk," terang dia.
Seperti diketahui, tiket elektronik (e-ticketing) telah sepekan diterapkan PT KAI di stasiun-stasiun. Lonjakan penumpang pun tak dapat dihindari. Sejak tanggal 1 Juli jumlah penumpang hingga 10-20 persen setiap harinya.
Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia Ignasius Jonan mencatat sebanyak 700 ribu kartu single trip (sekali jalan) hilang atau tidak dikembalikan penumpang dari 1,1 juta kartu yang tersedia.
"Yang menarik, 1,1 juta kartu Single Trip sekarang sisa 400 ribu. 700 Ribu lebihnya hilang. Hampir semua stasiun kehilangan kartu," papar Jonan saat konferensi pers di ruang rapat Stasiun Gambir, Minggu (7/7).
Menurutnya, penumpang yang tak mengembalikan kartu itu kemungkinan tidak melewati gate (pintu) keluar sebagaimana mestinya. Mereka sudah terbiasa keluar melalui jalur rel atau pun pintu tikus dengan alasan jalan raya lebih dekat.
"Mereka nggak mau muter. Ya kalau nggak mau muter, jangan naik kereta. Jadi kartu itu hilang, mungkin buat suvenir. Naik 1 beli 3 kartu. Kan bisa. Nanti dibuat gantungan kunci segala macam. Nah, ini banyak urusan kalau sampai kartunya habis," pungkas Jonan. (chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dipadati Peziarah, Arus Lalu Lintas Depan TPU Karet Bivak Tersendat
Redaktur : Tim Redaksi