jpnn.com - JAKARTA - Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang terjadi di sejumlah provinsi di Sumatera dan Kalimantan, belum juga berhasil dipadamkan. Akibatnya, kabut asap bahkan sampai menyelimuti Provinsi Sumatera Utara.
Padahal, informasi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), menyebutkan bahwa tidak ada titik api di Sumatera Utara.
BACA JUGA: Ini Kondisi Rute Penerbangan Pesawat Aviastar yang Hilang Kontak
Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan penyebab kabut asap di Sumatera Utara antara lain akibat kebakaran hutan Provinsi Riau, Jambi dan Sumatera Selatan.
“Sampai saat ini di Sumatera itu totalnya ada sekitar 858 titik api. Terbanyak di Sumatera Selatan 742 titik, kemudian Jambi 43 titik, Lampung 60 titik, Riau dua titik, Bangka Belitung sepuluh titik, Kepulauan Riau satu titik,” ujar Sutopo kepada JPNN, Jumat (2/10) malam.
BACA JUGA: Pencarian Pesawat Aviastar Dibagi Tiga Titik, Hasilnya...
Selain di Sumatera, menurut Sutopo, titik api juga terdapat di Pulau Kalimantan yakni Kalimantan Barat 26 titik, Kalimantan Tengah 91 titik, Kalimantan Selatan 69 titik dan Kalimantan Timur 13 titik.
Akibat titik api tersebut, jarak pandang di sejumlah bandara di Pulau Sumatera kurang baik. Misalnya di Bandara Pekanbaru, jarak pandang 1.200 meter berasap, Jambi 800 meter cerah, Palembang 1.000 meter berasap.
BACA JUGA: Irman Gusman: Perjuangan DPD Selaras dengan Ajaran Mahatma Gandhi
Untuk Kalimantan, Bandara di Pontianak jarak pandang 2.000 meter berasap. Ketapang 900 meter berasap, Pangkalan Bun 2.000 meter berasap, Sampit 500 meter berasap, Palangkaraya 100 meter berasap, Banjarmasin 9.000 meter cerah berawan, Balikpapan 10.000 meter cerah berawan.
Saat ditanya mengenai jarak pandang di Bandara Kuala Namu, Sumut, menurut Sutopo, dirinya belum memeroleh data. Namun diperkirakan jauh lebih baik dari sejumlah daerah yang terjadi kebakaran hutan.
Terkait indeks kualitas udara di Sumut, juga diperkirakan masih jauh lebih baik di banding Pekanbaru, Jambi dan Palembang.
“Di Pekanbaru indeks kualitas udaranya 114. Ini masuk kategori sedang. Jambi 346, masuk kategori sangat tidak sehat. Palembang 238, juga masuk kategori tidak sehat. Akibat kebakaran jumlah penderita ISPA di Riau telah mencapai 34.846 kasus. Jambi 31.191, Sumsel 31.370, Kalbar 23.487, Kalteng 11.522, dan Kalsel 11.330,” ujarnya.
Pemerintah, menurut Sutopo, kini masih terus melakukan berbagai upaya pemadaman baik lewat darat maupun udara.
Untuk darat, petugas melanjutkan pemadaman di 7.563 titik api di Riau. Kemudian di Sumsel pemadaman di 3.694 titik, Kalbar 2.810 titik, Kalteng 3.445 titik dan Kalsel 2.269 titik.
“Luas lahan yang telah dipadamkan di Jambi sampai saat ini 8.825 titik api. Pemadaman juga udara juga masih terus dilakukan. Hari ini akan melanjutkan upaya water bombing dengan mengerahkan semua peralatan yang ada,” ujar Sutopo.
Menurut Sutopo, pada Kamis (1/10) pemadaman lewat udara untuk Provinsi Jambi tidak dilakukan karena jarak pandang yang sangat rendah.
Langkah lain, pemerintah melalui lembaga penegak hukum juga telah melakukan sejumlah penindakan. Penindakan dilakukan terhadap perseorangan maupun korporasi yang terbukti melakukan pembakaran secara sengaja.
“Total tersangkanya di Jambi 27 orang. Sumsel 30 orang, Riau 23 kasus sudah masuk persidangan. Tersangkanya 57 orang dan tiga korporasi. Di Kalsel tersangkanya empat orang,” ujar Sutopo.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Nama Penumpang dan Kru Pesawat Aviastar yang Hilang Kontak
Redaktur : Tim Redaksi