jpnn.com, JAKARTA - DPP PDI Perjuangan (PDIP) menggelar khitanan massal dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, sekaligus menyambut Hari Sumpah Pemuda.
Uniknya, khitanan massal ini menampilkan budaya Betawi, dengan diiringi arak-arakan delman.
BACA JUGA: DPP PDIP Memerintahkan Kader Memelihara Pohon Tua dan LangkaÂ
Sebanyak tujuh delman berangkat dari Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat.
Pada masing-masing delman, ada empat orang anak yang ikut khitanan berada di atasnya.
BACA JUGA: Sederet Fakta soal Banteng vs Celeng di PDIP
Pernak-pernik memenuhi masing-masing delman.
Setiap delman berjalan dalam arak-arakan menuju kantor pusat PDIP di Jalan Diponegoro.
BACA JUGA: Sambangi Kantor PDIP Surabaya, Hasto Ikut Berdiskusi Sambil Makan Jajanan Pasar
Ketua Bidang Pemuda dan Olahraga DPP PDIP Eriko Sotarduga memimpin rombongan tersebut.
Ketua DPD PDIP DKI Jakarta Adi Wijaya mendampingi Eriko. Ketua DPC PDIP Jakarta Pusat Wa Ode Herlina yang mengurusi teknis pelaksanaan acara juga ikut.
Sementara, di kantor pusat partai, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto sudah menunggu.
Hasto tampak menggunakan pakaian khas Betawi dengan dominasi warna merah dan putih.
Budaya Betawi ditampilkan sesaat rombongan tiba di kantor DPP PDIP.
Menurut Eriko, pelaksanaan acara memadukan tradisi agama dan budaya lokal tersebut sengaja dilakukan sesuai amanat dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
“Kami menjalankan pesan dari Ketua Umum Ibu Megawati Soekarnoputri agar antara budaya lokal dan keagamaan berlangsung dengan baik, dan kita bisa menjalankan ibadah agama dengan baik," jelas Eriko di Jakarta, Sabtu (23/10).
PDIP tidak bisa mengundang peserta sunat dalam jumlah besar.
Oleh karena itu, hanya empat anak per delman yang diangkut.
Adapun anak yang menjalani khitanan hanya 68 orang.
Karena semuanya dilaksanakan barus berdasarkan protokol kesehatan.
"Itulah maka kita hari ini mengadakan sunatan kepada 68 anak yang ada di Jakarta Pusat. Semua kegiatan sesuai dengan protokol kesehatan," jelas Eriko.
Namun demikian, Eriko mengatakan pihaknya ingin memberi pesan bahwa kegiatan keagamaan dan budaya lokal bisa berjalan bersamaan.
“Kita memadukan dalam menjalankan budaya lokal dan agama bisa seiring sejalan. Itulah yang kami lakukan dalam menyambut Maulid Nabi dan Sumpah Pemuda tahun ini," tambah Eriko.
Wa Ode Herlina mengatakan acara khitanan massal ini digelar sebagai bentuk kepedulian dan berbagi sesama masyarakat yang membutuhkan.
"Semoga acara khitanan massal ini bisa dirasakan warga," kata Wa Ode Herlina.
Rida seorang warga yang anaknya ikut khitanan massal mengapresiasi digelarnya acara tersebut.
Apalagi, kata Rida, di tengah pandemi, kegiatan ini sangat membantu serta meringankan beban warga yang tidak mampu.
"Kami sebagai warga sekitar berterima kasih digelarnya acara khitanan massal ini," kata Rida. (boy/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Boy