Rayakan Ultah dengan "Konser Singkat" di Perpustakaan

Jumat, 07 Juni 2013 – 20:53 WIB
Idris Sardi saat mengiringi Fadli Zon mendendangkan lagu Rusia berjudul Katyusha. Foto: JPNN
ADA yang lain di Fadli Zon Library di bilangan Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, Jumat (7/6). Bangunan berlantai tiga penuh buku dan benda-benda seni yang biasanya untuk diskusi serius tentang sejarah dan politik itu terdengar hingar bingar karena ada "konser singkat" sang maestro biola, Idris Sardi.

Ya, hari ini adalah hari ulang tahun Idris Sardi yang ke-75. Acara perayaan ulang tahun tokoh musik tanah air itu digelar bersamaan dengan peluncuran buku kumpulan puisi karya Fadli Zon berjudul Dreams I Keep.

Selama kurang lebih 30 menit, Idris menggesek biolanya untuk mengiringi siapapun yang mau bernyanyi di acara itu. Ada My Way milik Frank Sinatra, Ayah karya Rinto Harahap, hingga Besame Mucho yang dimedley dengan Es Lilin. Dipadu dengan organ tunggal, Idris menunjukkan kepiawaiannya memainkan biola elektriknya.

Sebelum konser singkat, Idris sempat menyampaikan kata sambutan tentang perayaan ulang tahunnya kali ini. Dengan nada suara berat dan mata berkaca-kaca, ayah aktor Lukman Sardi itu mengaku belum berbuat banyak bagi dunia kesenian di negeri ini.

"Sebenarnya hari ini saya mau nyepi. Hutang karya saya masih banyak yang  harus dibayarkan pada negeri ini," kata pria kelahiran 1938 yang gemar bersarung ini.

Tapi di usia senja dengan sederet karya yang banyak dipuji, Idris justru mengaku tak ingin dipuja-puja. Ia ingin seperti pahlawan yang sudah berbuat banyak tapi tak harus mendapat imbalan. "Saya lihat pahlawan itu banyak yang tidak mendapat apa-apa," ucap pria yang sudah mendapat banyak Piala Citra dan berbagai penghargaan itu.

Sedangkan Fadli Zon yang menjadi tuan rumah menyebut acara itu memang sebagai penghargaan kepada Idris Sardi. "Beliau itu maestro, masak ulang tahun yang ke-75 dilewatkan begitu saja," katanya.

Pria yang juga Wakil Ketua Umum Partai Gerindra menuturkan, Idris tak kalah fenomenal dibanding Mozart. Sebab, Idris sudah jadi soloist biola saat masih usia belasan tahun. "Mozart saja baru umur 23 jadi soloist," lanjutnya.

Selain itu, lanjut Fadli, Idris punya jasa besar bagi perkembangan musik di tanah air, termasuk dalam memberi sentuhan pada ilustrasi musik untuk film nasional. Bahkan, musik di militer Indonesia pun tak lepas dari jasa Idris Sardi. "Karyanya banyak mewarnai musik di militer. Karena pernah menjadi instruktur musik di Kodam-Kodam, maka musik di militer itu lebih hidup," pungkasnya. (ara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Potong Nadi, Anak Michael Jackson Cuma Minta Perhatian

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler