Razikin: Mengapa Pak Luhut Ngotot Memasukkan 500 TKA China?

Selasa, 12 Mei 2020 – 23:05 WIB
ILUSTRASI. TKA asal Tiongkok mengenakan masker dan membawa koper di Bandara Haluoleo Kendari. Foto: Antara

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Bidang Hukum dan HAM Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah Razikin heran mengapa Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan begitu ngotot berkaitan dengan masuknya TKA asal China.

Hal ini disampaikan Razikin pascakeputusan Kementerian Tenaga Kerja menunda kedatangan 500 TKA China yang akan dipekerjakan di kawasan industri di Konawe, Sulawesi Tenggara.

Pemerintah memutuskan TKA yang akan bekerja di tempat produksi lithium untuk baterai mobil listrik itu, usai pandemi Covid-19. Namun, menurut Luhut, mereka dibutuhkan tenaganya sekitar Juni atau Juli mendatang.

"Pertanyaaan saya, kenapa Pak Luhut begitu ngotot dengan rencananya memasukkan 500 TKA China tersebut, ada apa? Tentu saja saya patut menduga, di sana Pak Luhut punya kepentingan individu," ucap Razikin dalam pesan singkatnya kepada jpnn.com, Selasa (12/5).

Menurut Razikin, kengototan Pak Luhut sebetulnya bisa dipahami kalau bangsa ini dalam kondisi normal. Namun persoalaanya sekarang banyak pekerja yang kehilangan pekerjaan akibat pandemi Covid-19.

"Hari-hari ini lebih kurang sepuluh juta orang yang berpotensi kehilangan pekerjaaan. Pak Luhut harus berpikir secara komprehensif," tegas mantan ketua DPP IMM ini.

Selain itu, Razikin juga meminta Menko Luhut berhenti membuat pernyataan yang seolah merendahkan bangsa sendiri dengan mengatakan 500 TKA China dibutuhkan karena orang Indonesia belum punya kemampuan yang dibutuhkan.

“Pernyataan seperti mendistorsi kemampuan bangsa ini, harus dihentikan," pintanya.

Razikin meyakini kampus-kampus besar di Tanah Air seperti ITB, UI, UGM dan lainnya memiliki kemampuan untuk menyiapkan tenaga-tenaga dengan kualifikasi yang dibutuhkan dengan syarat mereka diajak bicara dan dilibatkan dalam mendesain masa depan Indonesia.

"Kita tidak ingin perusahaan asing mengeksploitasi sumber daya alam kita berpuluh-puluh tahun sementara kita sebagai tidak berdaya mengawasinya, hanya karena arogansi satu-dua orang di Republik ini. Ujung-ujungnya rakyat yang menanggung beban dalam jangka panjang," tandas Razikin.(fat/jpnn)

BACA JUGA: 500 TKA Asal China Akan Datang ke Sultra, Istana Buka Suara


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler