jpnn.com, MEDAN - Gurbernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi merespons video viral tenaga kesehatan (nakes) yang diduga menyuntikkan vaksin kosong ke siswa di SD Wahidin, Kecamatan Medan Labuhan, Medan.
Edy menyebut belum mengetahui pasti terkait kejadian tersebut.
BACA JUGA: Video Siswa SD di Medan Diduga Disuntik Vaksin Kosong Viral, Polda Gerak Cepat
Meski begitu, dia mengatakan bahwa penyuntikan vaksin kosong itu tidak dibenarkan.
"Nanti saya akan cek itu, tak boleh vaksinnya kosong," ujar Edy kepada wartawan di rumah dinasnya Jalan Jenderal Sudirman Medan, Jumat (21/1).
BACA JUGA: Siswa di Medan yang Disuntik Vaksin Kosong tidak hanya Satu Orang, Ya Ampun
Jika terbukti bersalah, mantan Pangkostrad itu memastikan oknum yang terlibat dalam peristiwa itu dikenakan sanksi.
Pasalnya, menurut Edy hal itu bertolakbelakang dengan program pemerintah yang tengah gencar untuk melakukan vaksinasi.
"Hukum lah, tak boleh itu. Kalau sudah salah sudah pasti kami hukum, mencederai orang itu," ujar mantan Panglima Kodam I Bukit Barisan itu.
Sebelumnya, sebuah video yang menunjukan seorang tenaga kesehatan (nakes) yang menginjeksi suntikan tanpa cairan vaksin ke tubuh salah seorang siswa SD viral di media sosial.
Dalam video yang diunggah akun @medanku di Instagram terlihat nakes yang menggunakan seragam warna merah itu awalnya membuka alat suntik dari kemasannya.
Namun, bukannya terlebih dahulu memasukkan cairan vaksin ke dalam alat suntik tersebut, wanita itu malah langsung menyuntikkan jarum itu ke lengan anak berkacamata itu.
Peristiwa itu disebut terjadi pada Senin (17/1) saat vaksinasi anak usia 6-11 tahun yang digelar oleh Polsek Medan Labuhan bekerja sama dengan RS Delima Martubung di sekolah SD Wahidin.
Dalam vaksinasi itu, ada dua orang siswa yang disebut menerima suntikan vaksin kosong.
Saat ini, pihak kepolisian dari Polres Belawan masih terus mendalami kasus tersebut.
Sejumlah pihak, termasuk nakes yang menyuntikkan vaksin yang diduga kosong itu turut diperiksa. (mcr22/jpnn)
Redaktur : Budi
Reporter : Finta Rahyuni