jpnn.com - JAKARTA- Menteri Perindustrian Saleh Husin optimistis industri makanan dan minuman di Indonesia bakal tumbuh pesat. Sebab, ada kecenderungan pola konsumsi masyarakat pada produk-produk makanan dan minuman higienis serta alami.
Itu sebabnya Saleh mendorong dilakukannya penerapan SNI, Good Manufacturing Practices, dan Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP), Food Hygiene- Safety - Sanitation, dan Standar Pangan Internasional (CODEX Alimentarius).
BACA JUGA: PGN Bangun Jargas 21 Ribu Rumah di Tarakan
Langkah itu demi menjamin perusahaan menerapkan pemilihan bahan baku, pengolahan, pengemasan, serta distribusi dan perdagangannya guna keamanan produk.
“Penerapan standar pada industri makanan dan minuman diharapkan bisa memacu percepatan ke arah industri yang berkelanjutan,” ujarnya.
BACA JUGA: Bangun Industri Gasifikasi Batubara, Serap Ribuan Tenaga Kerja
Saleh menyebutkan, tahun lalu, industri makanan dan minuman tumbuh 7,88 persen dan menopang sebagian besar pertumbuhan industri non migas. Kinerja ekspor juga bagus karena pada 2015 senilai USD 5,6 miliar yang meningkat dari tahun sebelumnya USD 5,55 miliar.
Kinerja itu bakal menanjak sejalan realisasi investasi sektor industri makanan sebesar Rp 24,5 triliun untuk PMDN dan PMA sebesar USD 1,52 miliar. Kontribusi industri ini pada PDB merupakan yang terbesar yakni 30,86 persen sepanjang 2015. (esy/jpnn)
BACA JUGA: TOP! Kunjungan Wisman Meningkat, Ini Datanya
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Tujuan Kota-kota Favorit Saat Long Weekend
Redaktur : Tim Redaksi