Media di Negeri Sakura menyebut terpilihnya Tanaka dalam kabinet 18 menteri itu sebagai salah satu upaya Noda untuk meredam ketegangan antara Jepang dan Tiongkok. Dibandingkan politikus lainnya, perempuan 68 tahun itu memiliki interaksi baik dengan Beijing. Sang ayah adalah salah satu penggagas sekaligus tokoh dalam normalisasi hubungan diplomatik dua negara 40 tahun silam.
Sebelumnya, Tanaka menjadi perempuan pertama di Jepang yang pernah menjabat menteri luar negeri (menlu). Istri Naoki Suzuki itu menjadi menlu Jepang pada April 2001 hingga Januari 2002. Dia dipecat dari kabinet setelah mengritik keras PM Junichiro Koizumi saat itu. Bahkan, Tanaka juga didepak dari Partai Demokrasi Liberal (LDP) yang berkuasa saat itu dan kemudian bergabung ke Partai Demokrasi Jepang (DPJ).
Pekan lalu, Tanaka dan beberapa politisi lintas partai Jepang berkunjung ke Beijing. Tidak jelas apakah lawatan resmi itu berkaitan dengan sengketa Jepang dan Tiongkok terkait Kepulauan Senkaku (Diaoyu versi Tiongkok). "Ini adalah reshuffle yang akan membuat pemerintah dan partai (berkuasa) bisa bekerja sama lebih baik,"kata Noda dalam jumpa pers Senin (1/10).
Dalam kesempatan itu, pemimpin 55 tahun tersebut menepis tuduhan media bahwa dia memilih Tanaka karena ketegangan di Laut China Timur. "Saya tak menunjuk dia (Tanaka) sebagai menteri luar negeri. Penunjukan sebagai menteri pendidikan tidak pernah terkait dengan sengketa Jepang-Tiongkok yang sedang terjadi saat ini," elak pria yang juga tercatat sebagai presiden DPJ itu.
Noda menambahkan bahwa Tanaka adalah perempuan cerdas yang punya segudang pengalaman di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Karena itu, dia menganggap alumnus Waseda University itu layak memangku jabatan menteri pendidikan.
Kendati Noda membantah penunjukan Tanaka terkait sengketa Jepang dan Tiongkok, pengamat politik meyakini sebaliknya. Takehiko Yamamoto, pengamat politik dan dosen ilmu politik internasional pada Waseda University, yakin bahwa Noda merekrut Tanaka ke dalam kabinetnya semata-mata untuk meredam gejolak akibat sengketa pulau.
"Ini sinyal dan pesan yang sangat jelas bagi Tiongkok meskipun PM tidak mengakuinya. Selama ini, Tiongkok menganggap dia (Tanaka) sebagai tokoh penting dan sangat menghormatinya," beber Yamamoto. Menurut dia, jabatan Tanaka sebagai menteri pendidikan memang tidak terkait dengan sengketa. Tapi, kehadiran Tanaka dalam kabinet Noda memberi arti penting bagi Tiongkok. (AFP/AP/hep/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tornado dan Banjir Bandang di Spanyol Selatan, 8 Tewas
Redaktur : Tim Redaksi