Regulasi IMEI Picu Pertumbuhan Pasar Ponsel di Indonesia, Berikut 5 Merek Hp Terlaris

Selasa, 16 Maret 2021 – 23:25 WIB
Pedagang mengecek nomor indentitas asli ponsel (IMEI) di salah satu gerai di Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc.

jpnn.com, JAKARTA - Hasil survei IDC Indonesia menunjukkan pengaruh regulasi International Mobile Equipment Identity (IMEI) sangat positif untuk pasar ponsel di tanah air.

"Penerapan regulasi registrasi International Mobile Equipment Identity (IMEI) juga terus menunjukkan hasil positif, dengan meminimalisir peredaran ponsel ilegal di pasaran," kata analis pasar IDC Indonesia Riksy Febrian, dalam keterangan pers, Selasa.

BACA JUGA: Samsung Galaxy A32 Melantai, Berapa Harganya?

Dia memperkirakan regulasi IMEI yang berlaku efektif sejak tahun lalu bisa berperan besar untuk pemulihan pasar ponsel pintar tahun ini dan yang akan datang.

IDC Indonesia memperkirakan pasar ponsel pintar di Indonesia akan tumbuh sekitar 20 persen tahun ini.

BACA JUGA: HMD Global Akan Luncurkan Nokia G10 Sebagai Ponsel Gaming?

Riset IDC Indonesia menunjukkan pada kuartal keempat 2020 terdapat pertumbuhan tahunan sebesar 1 persen, meskipun pasar ponsel pintar sempat tertekan karena pandemi virus corona.

Data IDC, pengiriman ponsel di Indonesia mencapai 11,7 juta unit pada kuartal terakhir tahun lalu.

BACA JUGA: Siapa Bilang Merawat Outlander PHEV Sulit? Simak Nih Penjelasannya

"Pasar smartphone Indonesia mampu bertahan di tengah pandemi COVID-19 yang mengubah bagaimana cara orang berinteraksi. Kebutuhan akan smartphone melonjak, baik itu untuk mendukung Work-from-Home, Home- based-Learning, layanan streaming hiburan, atau sekedar berkomunikasi secara virtual," kata Risky.

Pasar ponsel Indonesia sempat turun drastis pada enam bulan pertama 2020, sebanyak minus 18 persen secara year-on-year, karena karantina wilayah.

Pemulihan di sektor tersebut berlangsung cepat, semester kedua terdapat pertumbungan 19 persen secara year-on-year.

Pemulihan pasar ponsel pintar disebabkan kebutuhan menggunakan ponsel untuk mendukung berbagai aktvititas yang harus dilakukan dari rumah.

Daya beli masyakarat yang lebih rendah mendorong pertumbuhan ponsel segmen pemula, berkisar di angka 100 hingga USD 200 atau sekitar Rp1,4 juta hingga Rp2,9 juta.

Pangsa pasar ponsel murah di Indonesia mencapai 65 persen tahun lalu, naik dibandingkan pada 2019 yang sebesar 45 persen.

IDC mencatat pangsa pasar ponsel terbesar di Indonesia pada kuartal keempat 2020 dikuasai oleh vivo sebesar 23,3 persen. Merek ini berjaya di kelas ponsel murah dengan lini seri Y.

Pada posisi kedua, hanya terpaut tipis, diduduki OPPO dengan pangsa pasar 23,2 persen. ID Indonesia melihat OPPO kuat di segmen menengah.

Xiaomi menduduki peringkat ketiga dengan pangsa pasar 15,3 persen, yang menurut IDC mendapatkan dampak positif dari regulasi IMEI.

Merek tersebut memperluas pangsa pasar di segmen menengah melalui Redmi Note 9 Pro dan sub-merk POCO.

Realme menduduki posisi keempat, pangsa pasarnya sebesar 14 persen. Kemudian Samsung berada di posisi kelima, dengan pangsa pasar 13,5 persen.

Samsung memperkuat posisinya di segmen ultra low-end, yaitu di bawah 100 dolar AS melalui seri A.

Segmen ultra low-end dan pemula Samsung menyumbang dua pertiga dari total pengiriman merk tersebut pada 2020 lalu. IDC juga melihat Samsung kesulitan bersaing di kategori menengah. (antara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sebelum Rekening Bank Anda Dikuras, Buruan Hapus 9 Aplikasi Ini dari Hp Android


Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler