APPLE berniat menambah jumlah pekerjanya hingga 40 persen pada akhir tahun ini. Perusahaan asal Amerika Serikat itu sedang mengembangkan sebuah model smartphone yang lebih murah dari iPhone, sekaligus memperluas basis penjualannya kepada pembeli yang berpenghasilan rendah seperti di Tiongkok dan India.
Seperti dikutip laman The Telegraph, Jumat (10/5), perusahaan asal Tiongkok yang menjadi klien Apple dalam perakitan iPhone dan iPad, Pegatron, meningkatkan jumlah pekerjanya hingga 40 persen pada semester kedua tahun ini. Tambahan pekerja itu semakin memicu spekulasi bahwa Apple bakal membuat iPhone baru yang lebih murah.
Sementara itu, sebuah sumber pemasok di Jepang mengatakan, produksi panel display skala kecil untuk model akan dimulai pada bulan Mei ini. Sedangkan produksi massal akan dilakukan pada bulan Juni. Apple diperkirakan akan meluncurkan versi iPhone versi murah pada kuartal ketiga tahun ini, meskipun beberapa analis meragukan perusahaan yang didirikan Steve Jobs itu akan mengubah pendekatannya secara radikal.
Namun Direktur Keuangan Pegatron, Charles Lin, Kamis (9/5), menolak berkomentar terkait kabar produksi iPhone versi murah yang akan dimulai pada pertengahan tahun ini. Ia justru menyebut tentang model komputer baru setelah Intel meluncurkan prosesor baru bernama Haswel.
Meski demikian diakuinya, 60 persen pendapatan perusahaannya pada tahun 2013 akan datang pada enam bulan kedua tahun ini. Menurutnya, konferensi investor pada hari Rabu (8/5) lalu hanya membahas pendapatan dari produk-produk komunikasi yang telah memberikan kontribusi 40 persen dalam enam bulan selama Juni, dibandingkan dengan kuartal awal tahun yang hanya 24 persen.
Pegatron telah membukukan kenaikan laba bersih 81 persen pada kuartal pertama dari tahun sebelumnya sebesar Euro 50 juta. Sedangkan marjin usaha meningkat 0.8 persen dari 0,3 persen pada kuartal sebelumnya.
Analis dari Fubon Securities, Arthus Liao, mengatakan, pembuatan iPhone harga murah akan membantu marjin operasi Pegatron. "Karena casing plastik lebih mudah dibuat daripada membuat casing iPhone 5 yang terbuat dari logam. Hal ini juga harus memastikan tingkat hasil yang baik," ucapnya.(nam/jpnn)
Seperti dikutip laman The Telegraph, Jumat (10/5), perusahaan asal Tiongkok yang menjadi klien Apple dalam perakitan iPhone dan iPad, Pegatron, meningkatkan jumlah pekerjanya hingga 40 persen pada semester kedua tahun ini. Tambahan pekerja itu semakin memicu spekulasi bahwa Apple bakal membuat iPhone baru yang lebih murah.
Sementara itu, sebuah sumber pemasok di Jepang mengatakan, produksi panel display skala kecil untuk model akan dimulai pada bulan Mei ini. Sedangkan produksi massal akan dilakukan pada bulan Juni. Apple diperkirakan akan meluncurkan versi iPhone versi murah pada kuartal ketiga tahun ini, meskipun beberapa analis meragukan perusahaan yang didirikan Steve Jobs itu akan mengubah pendekatannya secara radikal.
Namun Direktur Keuangan Pegatron, Charles Lin, Kamis (9/5), menolak berkomentar terkait kabar produksi iPhone versi murah yang akan dimulai pada pertengahan tahun ini. Ia justru menyebut tentang model komputer baru setelah Intel meluncurkan prosesor baru bernama Haswel.
Meski demikian diakuinya, 60 persen pendapatan perusahaannya pada tahun 2013 akan datang pada enam bulan kedua tahun ini. Menurutnya, konferensi investor pada hari Rabu (8/5) lalu hanya membahas pendapatan dari produk-produk komunikasi yang telah memberikan kontribusi 40 persen dalam enam bulan selama Juni, dibandingkan dengan kuartal awal tahun yang hanya 24 persen.
Pegatron telah membukukan kenaikan laba bersih 81 persen pada kuartal pertama dari tahun sebelumnya sebesar Euro 50 juta. Sedangkan marjin usaha meningkat 0.8 persen dari 0,3 persen pada kuartal sebelumnya.
Analis dari Fubon Securities, Arthus Liao, mengatakan, pembuatan iPhone harga murah akan membantu marjin operasi Pegatron. "Karena casing plastik lebih mudah dibuat daripada membuat casing iPhone 5 yang terbuat dari logam. Hal ini juga harus memastikan tingkat hasil yang baik," ucapnya.(nam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hormati Saul Bass dengan Google Doodle
Redaktur : Tim Redaksi