Rektor Universitas Trisakti: Reformasi Belum Selasai

Jumat, 13 Mei 2016 – 08:31 WIB
Rektor Usakti Thoby Mutis (kedua dari kanan) menemani orang tua mahasiswa korban tragedi Mei 98 menabur bunga pada acara Peringatan Tragedi Trisakti di Universitas Trisakti (12/5). FOTO: ist for jpnn.com

jpnn.com - JAKARTA – Pada 18 tahun, tepatnya pada 12 Mei 1998 merupakan sejarah yang berharga bagi bangsa Indonesia. Universitas Trisakti yang dikenal sebagai kampus reformasi pun memperingati hal tersebut dengan upacara  bendera setengah tiang  dan tabur bunga dalam rangka mengenang empat pahlawan mahasiswa yang gugur memperjuangkan reformasi.

Mereka adalah Elang Mulia Lesmana, Heri Hertanto, Hafidin Royan dan Hendriawan Sie.

BACA JUGA: Agar Tak Lagi Salah Pilih Kampus

Rektor Usakti, Thoby Mutis dalam pidatonya mengungkapkan peringatan ini merupakan momentum untuk mengenang  jasa para mahasiswa yang gugur kala itu agar mahasiswa saat ini dapat terinspirasi Tragedi Usakti.  

“Tragedi 18 tahun yang lalu di Usakti merupakan panggilan bangsa yang berjuang demi bangsa yang lebih baik, reformasi belum selesai, reformasi akan berjalan terus dan pada saat peringatan ke-18 tahun ini kami masih berapi-api,”  kata Thoby di Universitas Trisakti, Kamis (12/5).

BACA JUGA: Negara-negara Asia Tenggara Tingkatkan Kerja Sama Pendidikan Vokasi

Tokoh masyarakat Adhyaksa Dault yang juga merupakan Alumni Usakti dan ketua Senat Mahasiswa Fakultas Hukum angkatan 1987 menjelaskan apa yang dilakukan para pejuang reformasi merupakan Tonggak sejarah perubahan bangsa.

“Perjuangan mereka merupakan tonggak sejarah lahirnya bangsa yang transparan dan semua ini di awali dari Usakti,” ujarnya.

BACA JUGA: Menteri Anies Minta Siswa dan Guru Fokus kepada Kurikulum, Bukan Kisi-kisi UN

“Salah satu hal yang konkrit dari buah perjuangan 18 tahun yang lalu adalah adanya KPK sebuah lembaga yang ditakuti para koruptor,” terang Adhyaksa.

Ia juga mengungkapkan perjuangan Mahasiswa saat ini yang dapat dilakukan adalah sebagai pengkontrol fungsi Pemerintah.

Dalam kesempatan yang sama Sekretaris Majelis Wali Amanah (MWA) Usakti, Advendi Simangunsong mengungkapkan bahwa Reformasi merupakan Simbol dari Usakti.

“Usakti merupakan salah satu penggerak Reformasi, dan Reformasi menjadi simbol dari Usakti. Saat ini indikasi berjalannya Reformasi sudah mulai terlihat seperti Presiden Jokowi dengan Revolusi Mentalnya,” kata Advendi. 

“Dengan semangat Reformasi, Usakti akan terus berkomitmen sebagai lembaga pendidikan yang terus meningkatkan pembangunan SDM. Usakti merupakan Universitas milik Bangsa, milik Negara yang hars dipertahankan dan dijaga oleh seluruh elemen masarakat,” tambahnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Anggota MWA lainnya, Yenti Ganarsih, dirinya menilai bahwa Reformasi harus terus berjalan, dan tuntutan aspirasi dari mahasiswa harus di dengarkan.

“Peringatan hari ini seharusnya momentum perabaikan diri kembali, mengingat Pejuang reformasi yang rela gugur dalam tragedi Usakti dan apa yang sudah kita berikan bagi bangsa ini?. Pemerintah harus lebih mendengarkan aspirasi Mahasiswa,” keluh Yenti.

“Sehingga kami dari Usakti akan terus menjaga simbol Reformasi yang tidak terlepas dari perjuangan 18 tahun yang lalu dan menjadi semangat kami menebar inspirasi kepada Mahasiswa agar terus melanjutkan perjuangan reformasi dengan menjadi mahasiswa terbaik dan terus beraspirasi dalam pembangunan Bangsa menindak korupsi dan ketidak adilan yang ada di Indonesia ini,” lanjutnya. (rhm)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Menteri Anies: Insya Allah Yang Datang Pagi Jadi Juara


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler