Relawan Prabowo Luncurkan Gerakan Moral Pemilu Damai Pemilih Pandai

Rabu, 27 Desember 2023 – 09:55 WIB
Relawan Prabowo (REPRO) gelar gerakan moral pemilu damai. Foto: dok Repro

jpnn.com, JAKARTA - Pemilihan umum adalah puncak pesta demokrasi yang mana warga negara memiliki kesempatan untuk memilih pemimpin dan wakil rakyat.

Keberhasilan proses demokrasi tidak hanya terletak pada hasil akhir tetapi juga pada bagaimana pemilu itu sendiri dijalankan.

BACA JUGA: Pendukung Prabowo-Gibran Korban Penembakan Jalani Perawatan di Surabaya

Pemilu yang damai adalah kunci keberhasilan dengan memastikan stabilitas dan keberlanjutan demokrasi.

Sebab pemilu damai merupakan pilar utama dalam menjaga kesehatan demokrasi suatu negara.

BACA JUGA: Survei Indikator: Elektabilitas Ganjar-Mahfud Tempel Prabowo-Gibran

Pemilihan umum yang aman, transparan, dan bebas dari konflik adalah indikator kuat dari kematangan politik dan sosial masyarakat.

“Semua pihak bertanggung jawab untuk menciptakan suasana pemilu yang riang gembira karena pemilu adalah sebuah pesta demokrasi yang patut dirayakan," ujar Sekjen Relawan Prabowo (REPRO), Arya Sadhana.

BACA JUGA: Barisan RFG Rapatkan Barisan, Bantu Prabowo-Gibran Menang 1 Putaran

Arya mengatakan hal ini sangat penting, terlebih untuk pemilih muda dalam kategori milenial dan Generasi Z.

Sebab mereka adalah generasi penerus yang memainkan peran penting bukan hanya untuk saat ini, tetapi juga untuk masa depan bangsa.

“Kami REPRO yang telah tersebar di 24 provinsi melihat, keberhasilan pembangunan Indonesia di masa depan adalah buah dari keputusan yang dibuat oleh milenial dan Generasi Z saat ini. Terutama dalam hal memilih pemimpin melalui pemilu," imbuhnya.

Arya yang juga mantan aktivis Reformasi 1998 mengatakan gerakan moral pemilu damai pemilih pandai atau #PDPP lahir dari rahim demokrasi Indonesia.

Menurutnya, gerakan moral ini mengajak para pemilih, terutama para pemilih muda, untuk menciptakan pemilu yang damai dengan cara menjadi pemilih pandai.

Salah satu hal yang patut dihindari saat pemilu berlangsung adalah penyebaran berita bohong atau hoaks yang bisa menjadi ancaman serius terhadap integritas proses tersebut.

“Dapat merusak citra calon, memengaruhi persepsi pemilih, menciptakan ketegangan sosial dan politik, dan bahkan menggoyahkan dasar demokrasi itu sendiri. Parahnya lagi, pertumbuhan hoaks ini cukup pesat," sambungnya.

Merujuk pada catatan Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, terdapat 10 hoaks yang berkaitan dengan pemilu sepanjang 2022.

Namun sejak Januari 2023 hingga 26 Oktober 2023, jumlah itu melonjak menjadi 91 isu hoaks pemilu. Itu berarti terjadi peningkatan hampir 10 kali lipat isu hoaks dibandingkan tahun lalu."

“Kami sangat berharap, gerakan moral Pemilu Damai Pemilih Pandai ini dapat membantu terciptanya masyarakat yang cerdas demi menyongsong era Indonesia Emas," pungkasnya. (flo/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler